LAPORAN PRAKTIKUM ILMU NUTRISI TERNAK
LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU PRODUKSI TERNAK UNGGAS
“Budidaya Ayam Broiler, Budidaya
Ayam Kampung dan Pembibitan Ayam Kampung”

NAMA
: AGUSTINUS
NAILAPE
NIM : 1
4 0 5 0 3 0 0 2 0
Kelas/Ruang
: B/E2
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
NUSA CENDANA
KUPANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Program
Pembangunan Lima Tahun (Pelita), ayam ras ikut menjadi salah satu program yang
mendapat perhatian serius. Produktivitas ayam ras yang relatif tinggi dibanding
dengan ayam kampung, menyebabkan komoditas ini mendapat perhatian besar dari
pemerintah. Khusus ayam broiler, pemerintah mengharapkan agar disamping dapat
meningkatkan pendapatan petani, komoditas ini
mampu menyubsidi kebutuhan daging dalam negeri (Suharno,2012).
Selain
ayam broiler yang menjadi komoditas dalam negeri baru-baru ini, ayam kampung mulai digarap
menjadi lahan bisnis sebagai ayam pedaging (Suwarto dan Saparinto,2012). Di
masa lalu, ayam kampung banyak dimanfaatkan sebagai ayam potong, namun tidak
secara khusus.
Ada yang telah mulai mengembangkan ayam
kampung agar menjadi ayam unggul pedaging, walau pengembangannya masih
terbatas. Alasan utamanya karena ayam kampung
mempunyai kualitas daging lebih enak dan gurih dibanding daging ayam ras
dan tekstur daging ayam ini lebih padat dan kenyal sehingga bila dimasak lama
tidak mudah lembek. Namun, yang menjadi kendala dalam pemeliharaan ayam kampung
adalah tingkat produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan ayam broiler dan
perputaran modal yang relatif lama.
Untuk
memperoleh bibit dalam usaha ayam
kampung ini, perlu adanya suatu usaha pembibitan sehingga perputaran
produksi tetap berjalan efektif. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan
cara : membeli DOC ayam
kampung langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri,
atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas
kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami
atau dengan bantuan mesin penetas.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan
maanfaat yang ingin diperoleh dari praktikum ini, adalah agar mahasiswa
mengetahui dan memahami manajemen usaha peternakan ayam broiler, ayam kampung
dan pembibitan ayam kampung.
BAB
II
MATERI
DAN METODA
3.1.
Waktu
dan Tempat
Praktikum
ini berlangsung pada,
Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Desember 2015
Pukul
:9.00 WITA - sampai selesai
Tempat :Desa Baumata Timur,Kecamatan
Taebenu, Kabupaten Kupang
3.2.
Alat dan Bahan
v
Alat
Alat
yang dipakai dalam praktikum ini adalah buku, bolpoint, alat perekam, kamera
digital dan kendaraan.
v
Bahan
Bahan
yang disediakan dalam praktikum adalah jenis ayam broiler, dan ayam kampung.
3.3.
Materi
Materi
yang dipakai sebagai bahan penuntun dalam praktikum ini, adalah diambil
dari mata kuliah Ilmu Produksi Ternak
unggas khususnya melakukan pengamatan terhadap budidaya ayam Broiler dan Ayam
kampung.
3.4.
Metode
Metode
yang dipakai adalah observasi dan interview di salah satu perusahaan peternakan
ayam Kampung dan ayam Broiler.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Budidaya Ayam Broiler
3.1.1. Perkandangan
Keberadaan sebuah kandang dalam
pemeliharaan ayam menjadi syarat mutlak mengingat fungsinya yang sangat penting
bagi tata laksana pemeliharaan. Manajemen pemeliharaan yang digunakan pada
peternakan ini adalah manajemen pemeliharaan secara intensif. Model atau design
bangunan kandang yaitu kandang postal. Kandang postal atau litter merupakan
kandang dengan pembatasan tertentu dan dinding beratap. Alas kandang berupa
campuran sekam padi/serutan kayu (litter). Jumlah kandang keseluruhan ada tiga
bangunan. Ukuran bangunan kandang 6 x 20 m2 dengan 6 petak. Bangunan
kandang memiliki luas per petaknya 120 m2
yang mampu ditampungi 1000 ekor . Setiap satu meter persegi tingkat kepadatan antara 8 ekor/m2.
Kandang khusus untuk DOC 0-4 hari
3x3 m2/ /500 ekor ,
dipelihara dalam pemalang khusus.Setelah
umur lewat 4 hari pada harimn ke- 6 kandang DOC-nya dilebarkan seperempat dari kandang semula.
Pelebaran kandang ini dilakukan selang dua hari kemudian berturut-turut hingga
pelebaran ukuran pada umur 15 hari penuh kandang tersebut. Pada kandang untuk DOC dilengkapi dengan
alat pemanas/indukan/brooder dari kompor gas yang dinyalakan 24 jam dalam sehari. Fungsi
pemanas ini adalah untuk menjaga agar anak ayam selalu berada dalam suhu
ruangan yang ideal, yakni sekitar 32 -350 C.
Dalam
pemeliharaan ayam broiler perlu dilengkapi dengan peralatan makan dan minum,
perlengkapan induk buatan selama dari DOC hingga masa panen. Dalam Perusahaan ini
pada umur DOC 0- 7 hari dalam
perkandangan telah disediakan tempat pakan dan minum serta dilengkapi dengan
kompor pemanas. Kebutuhan ayam broilerakan perlengkapan perkandangan pada fase ini disesuaikan dengan agar ternak
tidak terlalu membutuhkan perlengkapan perkandangan. Dalam perusahaan ini,
terdiri darii 1000 ekor anak ayam dibagi dalam dua petak masing-masing terdiri
dari 100 ekor anak ayam. Di dalamnya tersedia 7 buah tempat air dan 8 buah
tempat pakan serta 1 buah pemanas buatan
dalam masing-masing petak tersebut.
3.1.3
.Bibit
Bibit dalam
suatu usaha peternakan memegang peranan
penting terutama dalam usaha peternakan
ayam broiler. Pada suatu perusahaan ayam
broiler bibit yang didatangkan berupa DOC dari suatu perusahaan pembibbitan.
Karena memenuhi syarat-syarat yang
diinginkan oleh suatu perusahaan. Day old chick (DOC) yang berkualitas
baik antara lain mempunyai ciri kakinya besar dan basah seperti berminyak, bulu
cerah dan penuh, terlihat aktif dan beratnya tidak kurang dari 37 g. Oleh
karena itu, dalam perusahaan ini, bibit diperoleh dari PT. Charoen Phophan Oepapi Kupang
NTT. Karena dalam perusahaan ini telah dipercaya sebagai perusahaan program
pembibitan bagi ayam ras broiler.
3.1.4.
Manajemen Pakan
Pemilihan pakan atau bahan pakan
sebagai nutrisi untuk penggemukan ayam
broiler. Zat-zat makanan yang dibutuhkan ayam terdiri atas protein,lemak,karbohidrat,vitamin,
mineral dan air. Pada peternakan ini pakan yang biasa digunakan adalah ransum
dari toko yaitu konsentrat. Pakan untuk DOC umur kurang dari 0-1 Minggu
adalah 511 Bravo Sedangkan pakan yang
disediakan untuk ayam umur 1-3 Minggu adalah
CP 11. Pada periode ini bibit
ayam membutuhkan asupan protein yang
cukup tinggi, yaitu sekitar 20-22%, sementara kebutuhan lemak hanya 7% dan
serat kaasar 4%. Alasannya, protein yang tinggi dibutuhkan oleh ayam untuk
memacu pertumbuhannya. Pakan uintuk ayam yang berumur 3-4 minggu, diberikan pakan CP 12. Ransum diberikan tiga kali dalam sehari, yaitu
pada pagi hari, siang hari, dan sore / menjelang malam. Pemberian ransum
menggunakan sistem adlibitum ( tidak
dibatasi). Sehingga dalam waktu 30 hari
pakan yang dihabiskan sebanyak 50-60 karung per 1000 ekor.
3.1.5.
Manajemen Kesehatan
Kesehatan merupakan hal yang
penting mendapat perhatian dalam suatu perusahaan peternakan khususnya ayam
broiler. Hal ini karena berbagai masalah
atau wabah penyakit yang menyerang habis-habisan suatu usaha peternakan ayam. Penyakit
yang biasanya menyerang unggas tidak lain adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus maupun bakteri ataupun mikroorganisme yang mematikan.
Penyakit yang disebabkan oleh virus
tidak ada obat dalam penyembuhan. Namun, hal ini biasanya dapat dilakukan
dengan pencegahan terutama melalui vaksinasi. Vaksinansi sendiri merupakan
kegiatan memasukan bibit penyakit pada tubuh organisme lain untuk menjaga sistem
imun agar kebal terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh parasit
mikroorganisme.
Dalam perusahaan ini, penanganan
terhadap kesehatan ayam dapat dilakukan dengan beberapa vaksinasi yang telah
diberikan dari pabrik. Selain itu, pemberian vitachick dan antibiotik diberikan
2 dan 3 minggu sekali. Vitamin biasanya diberikan pada pagi hari bersamaan
dengan air minum sedang pada sore hari diganti dengan air minum biasa saja
tanpa campuran vitamin.
3.1.6.
Manajemen Kebersihan
Kebersihan merupakan suatu hal yang
memegang peranan penting, terutama agar ternak tidak terkontaminasi dengan
kotoran yang menjadi vektor penyebab
penyakit padaa ternak. Dalam perkandangan ayam broiler kebersihan selalu
diperhatikan oleh peternak. Setelah ayam broiler sudah terjual kandang litter
yang alasnya terdiri dari serutan kayu atau sekam padi selalu dibersihkan
dengan detergen dan diganti dengan yang baru agar udara di sekitar tetap
hangat.
3.2.
Budidaya Ayam Kampung
3.2.1. Perkandangan
Kandang merupakan salah satu
persyaratan dalam memulai usaha peternakan. Kandang juga merupakan modal
tetap yang sangat memegang peranan
penting dalam operasional suatu perusahaan. Ukuran suatu kandang berbeda- beda sesuai dengan kapsitas daya
tampung. Dalam suatu perusahaan peternakan unggas khususnya ayam kampung ,
kandang tersebut tidak jauh berbeda dengan kandang untuk ayam broiler. Lokasi
perkandangan cukup jauh dari pemukiman. Sehingga tidak menimbulkan polusi udara
yang tercemar dari kandang tersebut. Selain itu juga, ternak tidak mengalami
stres akibat polusi bunyi yang ditimbulkan dari pemukiman setempat.
Dalam usaha peternakan
ayam kampung, perlengkapan perkandangan juga memegang peranan penting terutama
dalam mendukung pertumbuhannya. Peralatan tersebut tidak beda jauh dari usaha peternakan ayam broiler. Perlengkapan
kandang pada ternak ayam kampung ini terdiri dari tempat makan, tempat minum,
tirai, juga pemanas bagi ayam umur DOC. Peralatan ini merupakan modal tetap
sehingga akan tetap terpakai sepanjang pemeliharaan ayam kampung.
3.2.2. Bibit
Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam
keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit
ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : membeli DOC ayam
kampung langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri,
atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas
kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami
atau dengan bantuan mesin penetas.
Secara singkat DOC ayam kampung yang sehat dan baik
mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata
bersinar, pusar terserap sempurna, bulu
bersih dan mengkilap, tanggal menetas tidak
lebih lambat atau cepat.
Dalam perusahaan ini bibit diperoleh dari
perusahaan ini merupakan bibit yang diperoleh dari hasil pembelian indukan. Induk
ayam kampung ayam kampung ini berjumlah
9 ekor yang terdiri dari 8 ekor betina dan 1 ekor pejantan. Pemeliharaan
unduk ayam ini akan bertelur kemudian telurnya dipindahkan ke tempat penetasan. Dalam
perusahaan ini, penetasan menggunakan mesin penetas. Selama DOC hingga ayam
terjual, umur ayam yang pantas dan lama terpelihara selama 5 bulan.
3.2.3. Manajemen Pakan
Pakan
mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan untuk ayam kampung
sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita beternak ayam
pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan
pakan yang bisa diberikan antara lain :
konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif
seperti sisa dapur/ warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain
sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau
memberikan ransum adalah kita tetap
memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12%
dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg. Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak
terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan
vitamin+antibiotika.
Dalam perusahaan ini, pemberian pakan sangat didominasi oleh pakan toko dengan komposisi
sesuai dengan kebutuhan ayam. Pemberian pakan ini pada pagi dan sore hari namun
sifatnya ad libitum( tak terbatas).
3.2.4. Manajemen Kesehatan
Kesehatan
unggas memegang peranan penting terutama apabila mau meraih keberhasilan dari apa yang
diusahakan. Dalam suatu perusahaan ayam kampung maupun broiler, faktor utama
yang harus diperhatikan adalah manajemen kesehatannya. Hal ini karena berbagai
jenis penyakit unggas, sangat merugikan para peternak. Penyakit-penyakit
tersebut biasanya ditimbulkan oleh bakteri, virus protozoa maupun jamur. Jenis
penyakit ini sangat mematikan karena tidak ada obatnya. Cara pencegahannya hanya
dilakukan dengan pemberian vaksin dan antibiotik untuk mempertahankan daya
tahan tubuhnya.
3.2.5. Manajemen Kebersihan
Manajemen
kebersihan dalam suatu perusahaan ternak unggas sangat penting diperhatikan
agar, ternak terhindar dari berbagai
agen penyakit yang ditimbulkan oleh lingkungan sekitar. Dalam perusahaan ini,
lingkungan sekitar sangat diperhatikan. Khususnya alas lantai kandang litter
diganti dua kali seminggu. Saat pembersihan, lantai kandang dicuci dengan
detergen sehingga membantu mengurangi berbagai jenis mikroba yang tumbuh pada
serutan kayu atau sekam padi tersebut.
3.3.
Pembibitan Ayam Kampung
3.3.1. Perkandangan
Kandang untuk ayam kampung sangat dibutuhkan sebagai
tempat untuk bernaung /berteduh, beristirahat, bertelur dan aktivitas lainnya. Kandang juga merupakan tempat bagi ternak untuk
melindungi diri dari gangguan binatang lain maupun dari panas dan hujan.
Kandang
ayam kampung umumnya terdiri atas tiga jenis kandang sistem litter, kandang panggung atau bertingkat/battery dan kandang berpagar/jaringan.
- Kandang
Sistem Litter umumnya digunakan untuk usaha skala besar. Lantai kandang dipadatkan atau disemen dan diberi alas campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 10-15 cm.
-
Kandang Bertingkat digunakan untuk pemeliharaan semi
intensif. Ukuran kandang disesuaikan dengan kebutuhan, untuk kandang ukuran 2 x
5 m dapat menampung 40 ekor ayam berumur 2 - 3 bulan atau 30 ekor ayam dewasa
(Sarwono, 2000).
-
Kandang berpagar/jaringan merupakan
kandang sederhana dengan halaman tempat ayam dilepas, dikelilingi/dipagar dengan
jaringan dari plastik atau bekas jala ikan.
Tinggi kandang 2,5-3,0 M, luas halaman disesuaikan dengan kebutuhan
(Sarwono, 2000)
Dalam pembibitan ayam
kampung ini, menggunakan kandang sistem litter namun lantai kandang tidak
disemen hanya diberi serbuk gergaji. Ada dua jenis kandang, yaitu kandang untuk induk dan kandang untuk
anak. Masing-masing kedua kandang tersebut
memiliki ukuran yang berbeda-beda. Ukuran kandang induk adalah 2,5 x 5
m. Di dalamnya terdapat 8 ekor induk betina dan 1 ekor pejantan. Sedangkan,
ukuran kandang untuk anak ayam yaitu 2,5 x 3 m yang terdiri atas 3
kamar dengan rincian 1 kamar digunakan
sebagai ruang penetasan telur, dan 1 kamar digunakan sebagai tempat penampungan
ayam yang berumur 1-5 bulan dengan kapasitas 14
ekor dan yang satunya digunakan sebagai tempat pemeliharaan umur 3- 4
minggu anak ayam tersebut.
3.3.2. Bibit
Pemilihan bibit yang benar dan tepat
adalah penting karena bibit ayam yang berkualitas baik merupakan modal awal
dalam suatu usaha peternakan. Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam
keberhasilan suatu usaha peternakan. Untuk memperoleh bibit ayam kampung dapat
dilakukan dengan berbagai cara antara
lain membeli anak ayam kampung yang baru menetas (day old chick) langsung dari perusahan pembibit, membeli telur
tetas dan menetaskannya sendiri, atau membeli induk ayam untuk menghasilkan
telur tetas kemudian ditetaskan sendiri.
3.3.3. Manajemen Pakan
Pakan mempunyai kontribusi sekitar 30% dalam keberhasilan suatu usaha
peternakan. Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain: dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa
dapur/warung dan lain sebagainya. Jumlah konsumsi pakan ayam kampung
meningkat dengan bertambahnya umur ,
sedangkan air minum diberikan ad libitum.
Dalam pembibitan ayam kampung ini, bahan pakan
yang digunakan adalah bungkil kelapa campuran jagung giling dan dedak. Cara pemberiannya hanya dengan pagi dan sore
hari.
3.3.4. Manajemen Kesehatan
Timbulnya penyakit pada unggas dipengaruhi oleh
banyak faktor, dan ini merupakan masalah yang sangat kompleks. Paling tidak terdapat 3 faktor yang saling
terkait sehingga dapat timbul suatu penyakit yaitu: faktor agen penyakit,
faktor hospes dan faktor lingkungan.
Secara umum agen penyakit dapat berupa agen
biologik (misalnya, bakteri, virus, parasit, rickettsia, fungi/cendawan dan
chlamydia) dan agen non-biologik, misalnya yang bersifat fisik (patah tulang),
gangguan nutrisi, racun, dan faktor genetik.
Dalam uraian selanjutnya akan lebih ditekankan pada penyakit yang
disebabkan oleh mikroorganisme, khususnya virus.
Hewan unggas itu sendiri juga memainkan
peranan yang amat penting di dalam proses timbulnya suatu penyakit. Beberapa faktor penting pada hospes yang
dapat mempengaruhi timbulnya penyakit antara lain: ras unggas, umur, status
imunitas, status nutrisi dan status fisiologis.
Faktor lingkungan merupakan salah satu faktor
yag amat penting dalam mempengaruhi pola suatu penyakit. Faktor lingkungan tersebut antara lain:
pengaruh musim/iklim, keadaan geografis, tatalaksana peternakan (manajemen),
dan lalulintas ternak.
Jenis
penyakit yang sering menyeranng ayam kampung adalah Newcastle Disease (ND), Infectious Bursal
Disease (IBD)/Gumboro, dan Avian Inluenza (AI).
ND dan IBD adalah penyakit unggas yang ditemukan ssecara luas di NTT
dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
Dalam
pembibitan ini, tata laksana peternakan sudah memenuhi kriteria- kriteria yang
ada dalam suatu perusahaan sehingga tidak menjadi ayam kampung dipelihara tidak
mengalami berbagai kasus penyakit yang mengganggu kesehatan ternak unggas.
Apabila
ditemukan kasus penyakit yang merebah maka cara penanganan terhadap jenis
penyakit tersebut adalah dengan jalan memberi vaksinasi sehingga ternak kebal
terhadap penyerangan berbagai jenis penyakit tersebut.
Dalam
pembibitan ayam kampung ini, perawatan kesehatannya tidak berbeda jauh dengan
jenis budidaya ayam broiler dan budidaya ayam kampung. Sehingga pada induk
betina, pejantan maupun hasil dari pembibitan ayam kampung ini yang
meliputi
3.3.5. Manajemen Kebersihan
Kebersihan lingkungan kandang pembibitan ayam kampung
ini, tidak berbeda jauh dengan budidaya
ayam broiler maupun budidaya ayam kampung. Hal ini karena kebersihan memegang
peranan penting terutama dalam mencegah berbagai serangga pembawa atau agen
penyakit yang ditimbulkan terhadap ternak. Lingkungan sekitar baik di luar
maupun di dalam kandang cukup
diperhatikan sehingga ayam dapat berkembang biak dengan baik.
BAB
IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Dalam suatu usaha peternakan ayam broiler, ayam
kampung maupun pembibitan ayam kampung syarat-syarat yang perlu diperhatikan adalah
manajemen perkandangan yang meliputi ukuran kandang, letak kandang, serta
perlengkapan kandang yang meliputi tempat makan, tempat minum, pemanas buatan
dan tirai. Manajemen pakan yang meliputi pakan 511, pakan CP-11 dan CP-12.
Manajemen kesehatan terdiri dari pemberian vaksinasi dan pemberian antibiotik.
Manajemen kebersihan meliputi kebersihan dalam kandang maupun kebersihan di
sekitar luar kandang.
4.2.
Saran
Kepada peternak unggas komersiil sebaiknya, memperhatikan hal-hal
yang sifatnya penting terutama berkaitan dengan kesuksesan dalam suatu usaha
peternakan ayam.
DAFTAR
PUSTAKA
Amrullah. I. K. 2006. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi,
Bogor.
Murtidjo, B.A. 1991. Mengelola Ayam Buras. Kanisius,
Yogyakarta.
Rasyaf, M. 1994. Makanan Ayam Broiler. Yayasan Kanisius, Yogyakarta.
Suprijatna, E., U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak
Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
Casino: A Virtual Bet in 2021 | DrMCD
BalasHapusA Virtual 속초 출장마사지 Bet is an 제주도 출장안마 easy-to-use betting solution that allows you to place 김해 출장샵 bets on a 남원 출장마사지 range 안성 출장샵 of major sports from football to horse racing.