LAPORAN PRAKTIKUM TERNAK POTONG DAN KERJA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki kondisi
wilayah yang beragam menyebabkan sistem pemeliharaan yang dilaksanakan
berbeda-beda tergantung potensi wilayah tersebut. Perbedaan penggunaan bangsa
atau tipe ternak serta pakan yang digunakan akan menyebabkan bobot hidup yang
dicapai juga berbeda-beda meskipun ukuran kerangka ternak relatif sama.
Perbedaan sistem manajemen, penggunaan pakan dan bangsa ternak akan
mengakibatkan adanya keragaman kondisi ternak ( Wulandari, 2005 ).
Pengukuran ukuran linear tubuh merupakan cara untuk menilai produktivitas
ternak. Bobot badan sapi merupakan indikator produktivitas ternak yang menjadi
salah satu ukuran penilaian keberhasilan manajemen pemeliharaan dan penentu
harga sapi. Pendugaan bobot badan sapi pada umumnya hanya berdasarkan nilai
ukuran linear tubuh sapi tanpa memperhatikan kondisi tubuh sapi tersebut.
1.2.Tujuan
Dan Manfaat
Tujuan dan manfaat yang
ingin dicapai dalam praktikum ini adalah
1. Mahasiswa mengetahui
dan memahami cara pengukuran linear tubuh ternak sapi.
2.
Mahasiswa mampu menyelasikan perhitungan
berdasarkan formulasi penentuan dan pendugaan berat badan ternak.
3.Mahasiswa mampu
menafsirkan judging ternak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penentuan Ukuran Linear Tubuh
Ternak
Kadarsih (2003) menyatakan bahwa ukuran linear tubuh yang
dapat dipakai dalam memprediksi produktivitas sapi antara lain panjang badan,
tinggi badan, lingkar dada. Ukuran linear tubuh menurut Minish dan Fox (1979)
dapat mengidentifikasi pola atau tingkat kedewasaan fisiologis ternak sehingga
dapat dijadikan parameter penduga bobot badan ternak. Penentuan frame
size menurut Field dan Taylor (2002) dapat ditentukan berdasarkan
nilai parameter tubuh ternak tersebut.
2.2 Pendugaan Bobot Badan
Bobot badan merupakan bobot yang
didapatkan selama sapi dipelihara dan dalam keadaan hidup, sedangkan bobot
potong merupakan bobot yang ditimbang sesaat sebelum sapi dipotong (Narasasmita
dan Mudikdjo, 1979). Bobot badan sapi merupakan salah satu indikator
produktivitas ternak yang dapat diduga berdasarkan ukuran linear tubuh sapi
(Kadarsih,2003). Perbedaan bobot badan dewasa sapi pedaging yang
berbeda-bedaakan menghasilkan tingkat kegemukannya yang berbeda pula pada umur
dan makanan yang sama (Parakkasi, 1999). Penentuan bobot badan dapat ditentukan
dengan beberapa formulasi berikut :
1. Rumus
Schoorl : BB = (LD + 22)2
100
Keterangan :
a) BB
= Bobot Badan (kg)
b) LD =
Lingkar Dada (cm)
c) Rumus ini hanya
berlaku untuk sapi dewasa, sedangkan untuk pedet rumus ini kurang
tepat, karena faktor penambah 22 untuk lingkar
dada pada sapi yang sedang tumbuh terlalu
besar.
2. Rumus
Winter : BB = (LD)2 X (PB)
300
Keterangan :
a) BB = Bobot
Badan (pounds);
b) LD =
Lingkar Dada (inchi)
c) PB =
Panjang Badan (inchi)
d) Rumus ini
merupakan gabungan antara panjang badan dan lingkar dada (Willianson dan Payne,
1986). Tingkat kesalahan rumus ini dibandingkan dengan penimbangan
berkisar 2-6% (Soenarjo, 1988).
3. Rumus Ardjodarmoko
(1975)
BB = (LD2) x
(PB)
104
Keterangan :
a) BB = Bobot
Badan (kg)
b) LD =
Lingkar Dada (cm)
c) PB =
Panjang Badan (cm)
d) Rumus ini
merupakan penyempurnaan dari rumus Winter.
2.3.
Judging Kondisi Ternak
Ternak yang sehat dapat dipilih dengan melakukan penilaian
melalui pandangan dari samping, belakang, dan depan atas ternak tersebut. Untuk
mengetahui bahwa ternak dalam kondisi sehat, maka perlu diketahui karakteristik
ternak yang sehat. Selanjutnya, penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan
tulang-tulang rusuk (ribs) untuk memilih ternak yang gemuk (Ahmad,2010).
Metode visual adalah suatu metode yang digunakan untuk menafsir berat badan
dengan melihat, mengamati keadaan sapi dengan baik, kemudian kita menafsir
berat sapi tersebut. Metode ini perlu kejelian dan latihan yang banyak supaya
taksirannya hampir mendekati benar. Dan juga metode ini banyak dipakai oleh
para pedagang hewan (Buffran,1986).
BAB III
MATERI DAN METODA
3.1.Waktu
dan Tempat
Praktikum
ini berlangsung pada,
Hari/Tanggal: Senin, 21 Desember 2015
Pukul: 13.00 WITA - sampai selesai
Tempat: Laboratorium lapangan fapet
Undana
3.2.
Alat dan Bahan
Alat
dan bahan yang dipakai dalam praktikum ini adalah ternak sapi, ternak kerbau,
pita ukur, tongkat ukur, dan alat timbangan, kamera.
3.3.
Materi
Materi yang digunakan dalam praktikum ini , yaitu Produksi Ternak Potong
dan Kerja.
3.4.
Metoda
Metoda yang dipakai dalam praktikum ini
adalah :
1. Pengukuran luar bagian tubuh
ternak yang meliputi tinggi punggung /
kemudi, tinggi gumba, lingkar dada, dalam dada, lebar kemudi, dan
panjang tubuh.
2. Mengetahui bobot badan sapi yang
paling akurat, dengan cara menduga bobot badan sapi, menghitung
bobot badan berdasarkan ukuran tubuh dengan beberapa
rumus yaitu rumus Winter ( Satuan inci dan lbs
kemudian dikonversikan ke dalam satuan kg), rumus schroll
dan rumus Aryo darmoko.
3. Menilai kriteria seekor ternak secara
kualitatif terhadap pertumbuhan ternak
dan potensi reproduksi yang dimiliki oleh seekor
ternak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
A. Ukuran Linear Tubuh
Tabel Hasil Pengamatan Ukuran
Linear Tubuh Dan Bagian Lainnya
No.
|
Variabel yang Diukur
|
Jenis Ternak
|
||||
Sapi
Betina(A1)
|
Sapi
Betina(A2)
|
Sapi
Betiina(A3)
|
Sapi
Betina (A4)
|
Sapi
Betina
(A5)
|
||
1.
|
Panjang Badan(cm)
|
119
|
98
|
104
|
112
|
106
|
2.
|
Lingkar Dada(cm)
|
147
|
126
|
117
|
25
|
128
|
3.
|
Dalam Dada(cm)
|
59
|
44
|
49
|
53
|
53
|
4.
|
Tinggi Pundak(cm)
|
128
|
113
|
117
|
116
|
121
|
5.
|
Lebar Pinggul(cm)
|
51
|
41
|
42
|
43
|
44
|
6.
|
Umur(Tahun)
|
3
|
2
|
1.5
|
1.5
|
2
|
|
|
|
|
|
|
B. Hasil Pendugaan Bobot Badan
Berdasarkan hasil timbangan berat badan yang diperoleh
maka bobot badan dapat dihitung
berdasarkan :
v Rumus Schrool
(Lingkar dada(cm)+22)2
Bobot badan (kg)
=---------------------------------
100
(147+22)2 28561
Bobot badan(A1)(kg)= -------------------- = ----------------- = 285,61
kg
100 100
(126+22)2
21904
Bobot badan(A2)(kg)= ---------------- =
------------------ = 219.04 kg
100
100
(125+22)2
21609
Bobot badan(A3(kg)=
-------------------- = -----------
=216.09 kg
100 100
(125+22)2 21609
Bobot badan (A4)(kg)=--------------------=
------------------=216.09kg
100 100
(128+22)2
22500
Bobot
badan(A5)(kg)=----------------------=-----------=225 kg
100 100
v Rumus Winter
Lingkar
dada2(inchi) x panjang badan (inchi)
Bobot badan (lbs)=------------------------------------------------------
300
(147)2x (119 )
Bobot badan (A1)=-------------------- = 3106971
300 300
=
10356.57 lbs
(126)2
x (98)
Bobot badan (A2)=-------------------- =5186.16 lbs
300
(125)2 x (104)
Bobot badan (A3)=---------------------- =5416.666667 lbs
300
(125)2 x (112)
Bobot badan (A4)=--------------------- =5833.333333 lbs
300
(128)2
x
(106)
Bobot badan (A5)=---------------------- =5789.013333 lbs
300
v
Rumus
Aryodarmoko
Linkar dada2 x panjang badan
Bobot badan(kg)=-------------------------------------
104
1472 x 119
Bobot badan(A1)(kg)=-------------------------- =257.1471 kg
104
1262
x
98
Bobot
badan(A2) =--------------------------=155.5848
kg
104
1172 x 104
Bobot
badan(A3) =-------------------------=142.3656
kg
104
1252
x
112
Bobot
badan(A4) =--------------------------------=175
kg
104
1282
x
106
Bobot
badan(A5) =---------------------------------=173.6704
kg
104
C.
Judging Ternak Sapi
No.
|
Bagian yang
diamati
|
Ternak
|
||||
Sapi a1
|
Sapi a2
|
Sapi a3
|
Sapi a4
|
Sapi a5
|
||
1.
|
Pangkal ekor
dan tulang duduk
|
Kurang
|
Kurang
|
Kurang
|
Sedang
|
Sedang
|
2.
|
Tulang duduk
|
Kurang
|
Kurang
|
Kurang
|
Sedang
|
Sedang
|
3.
|
Kedua
pantatnya
|
Kurang
|
Kurang
|
Kurang
|
Sedang
|
Sedang
|
4.
|
Kemudi dan tulang
duduk
|
Kurang
|
Kurang
|
Kurang
|
Sedang
|
Sedang
|
5.
|
Tepi tulang
kemudi
|
Kurang
|
Kurang
|
Kurang
|
Sedang
|
Sedang
|
6.
|
Sudut perut
tulang belakang
|
Kurang
|
Kurang
|
Kurang
|
Sedang
|
Sedang
|
7.
|
Tulang iga
|
Kurang
|
Kurang
|
Kurang
|
Sedang
|
Sedang
|
4.2. Pembahasan
Body condition produksi mempengaruhi
produksi, reproduksi, dan kesehatan. Ternak yang mempunyai kondisi tubuh sangat
jelek ( sangat kurus ) dan atau sangat gemuk dapat disebabkan oleh kekurangan
nutrisi, kelebihan nutrisi, masalah kesehatan dan atau management yang tidak
tepat.
Dari hasil yang kami lakukan tentang penilaian kondisi tubuh
ternak sapi Peranakan Ongole,Memiliki condition scor 2,
dengan tulang punggung kelihatan, pinggul dan tulang bahu kelihatan,
tulang rusuk yang kelihatan sedikit, daerah pangkal ekor yang tampak tidak
terlalu dalam, rangka tubuh tidak terlalu tampak. Kondisi ini menampilkan
kondisi tubuh ternak dikategorikan kedalam ternak yang memiilki karkas rendah
dan perlemakan yang kurang dengan bagian tulang bahu yang kelihatan dan tulang
rusuk yang kelihatan sedikit hal ini disebabkan kurangnya manajement pakan yang
teratur secara baik dengan pemberian jenis – jenis bahan pakan yang memiliki
kandungan nutrient cukup, penilaian kondisi tubuh perlu dilakukan karena
pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ternak potong secara visual
atau pengamatan secara langsung. ), penilaian melalui kecermatan perabaan
(palpasi), dan penilaian melalui pengukuran tubuh. Memilih ternak
berdasarkan visual berarti kita memilih ternak berdasarkan sifat-sifat yang
tampak. Dalam cara ini memilih bibit hampir sama saja dengan seleksi untuk
tujuan produksi. Seleksi berdasarkan visual ini biasa disebut dengan
Judging.
Berat badan sapi dapat diketahui secara pasti dengan
melakukan penimbangan. Akan tetapi, timbangan ternak tidak selalu dapat
tersedia, oleh karena itu dapat dilakukan penaksiran atau melakukan pengukuran
dihitung menggunakan rumus Schoorl,Winter, dan Armojoko. Namun,
bobot badan ternak dapat diduga dengan mengukur tubuh ternak, ukuran – ukuran
tubuh ternak yang dapat digunakan untuk menduga bobot badan, dalam dada, serta
tinggi dan kebar kemudi. Akan tetapi yang paling sering digunakan yaitu lingkar
dada, panjang badan dan tinggi pundak. Ukuran-ukuran tubuh mempunyai kofrelasi
yang cukup erat dengan bobot badan.
Dari
hasil pengukuran dan perhitungan pendugaan bobot badan ternak dengan
menggunakan rumus-rumus penduga bobot badan, maka diperoleh hasil pendugaan bobot
badan menurut schoorl bobot badan sapi(a5) 225 kg, pendugaan bobot badan menurut
winter sapi(a5)
5789.013 lbs, pendugaan bobot badan menurut
aryodarmoko sapi(a5)
173.6704 kg.
Berdasarkan hasil
pengamatan baik secara kualitatif maupun kuantitatif kelima ternak sapi
peranakan ongole tersebut, dapat dijelaskan bahwa sapi ongole yang pertama diukur
dapat ditafsirkan bahwa berdasarkan umurnya yang sudah tiga tahun cocok
dipelihara untuk digemukkan kemudian dijadikan sebagai ternak bakalan.Pada
sapi ongole yang kedua dan ketiga baik dilihat dari hasil kualitatif
kurang tepat untuk digunakan sebagai ternak potong dan kerja karena penampilan
secara fisik kurang memenuhi kriteria. Bila dilihat secara kuantitaf juga
demikian. Hal ini disebabkan karena daya manajemen atau faktor genetis, yang
kurang mendukung terhadap bobot badan
ternak sapi.
Pada sapi ongole yang
diukur pada giliran yang keempat dan
kelima terlihat jelas baik dari segi umur, penampilan dan secara kuantitatif
sangat pantas digunakan sebagai ternak potong dan kerja ataupun sebagai ternak
bibit. Sapi-sapi seperti ini mempunyai potensi yang besar apabila dijadikan
sebagai ternak bibit unggul.
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Berat badan sapi dapat diketahui secara pasti dengan melakukan
penimbangan. Akan tetapi, timbangan ternak tidak selalu dapat tersedia. Oleh karena itu dapat dilakukan penaksiran
atau melakukan pengukuran dihitung menggunakan rumus Schoorl,Winter, dan
Armojoko. Bobot badan ternak dapat diduga dengan mengukur tubuh ternak, ukuran
– ukuran tubuh ternak yang dapat digunakan untuk menduga bobot badan, dalam
dada, serta tinggi dan kebar kemudi. Akan tetapi yang paling sering digunakan
yaitu lingkar dada, panjang badan dan tinggi pundak.
Dari data kuantitatif terlihat bahwa
sapi-sapi ongole tersebut dapat memenuhi kriteria sebagai ternak potong dan
kerja ataupun sebagai ternak bibit.
5.2.
Saran
Penentuan bobot badan sangat penting
terutama untuk menentukan kebutuhan ternak dan menafsirkan potensi yang
dimilikinya. Dalam praktikum ini, seharusnya mahasiswa lebih teliti dan aktif
dalam mengikuti praktikum sehingga lebih tahu tentang bagaimana cara menentukan
bobot badan ternak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012c. peternakanunhas.blogspot.com/2011/04/penilaian-eksterior-tubuh- ternak.Diakses pada tanggal 9 Januari 2015.
Diakses
9 Januari 2015
Komentar
Posting Komentar