Laporan Praktikum Mata Kuliah Tata Laksana Pastura



LAPORAN PRAKTIKUM
TATA LAKSANA PASTURA
(Perhitungan Produksi Botani Padang Penggembalaan)

Logo Undana BW new

KELOMPOK: I

v  AGUSTINUS  NAILAPE
v  ALDIYANTO OME
v  ANDREAS  S.  KANDEKU
v  ANDRIANTO IMANUEL
v  ARISTO  MODA
v  JEAN  E . M. TUNU








FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2016
KATA  PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkah dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan dengan baik.
Dalam penulisan laporan  ini dibuat berdasarkan praktikum yang telah berlangsung dan  dari berbagai sumber yang dapat mendukung sehingga dari isinya cukup menunjang sebagai prasyarat tugas maupun sebagai bahan pembelajaran. Penulis menyampaikan limpah terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan penulisan laporan ini.
 Akhir kata, dalam penulisan laporan  ini  masih terdapat kekurangan yang pembaca merasa kurang berkenan dihati, mohon maaf yang sebesarnya. Harapan penulis semoga ada saran, masukan pula dari pembaca yang sifatnya membangun demi perbaikan pada  tugas-tugas yang selanjutnya.  Sekian dan Terima Kasih !




                                                                                          Kupang, 13 April  2016

        Penulis












i

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................               i
DAFTAR ISI......................................................................................................               ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................             1
1.1.Latar belakang............................................................................................               1
1.2. Tujuan........................................................................................................             1
1.3. Manfaat.......................................................................................................             1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................               2
2.1. Padang Penggembalaan.............................................................................               2
2.2. Macam-Macam Padang Penggembalaan.................................................               2
2.3. Komposisi Botani........................................................................................               3
2.4. Pengukuran Kapasitas Tampung.............................................................               3

BAB III MATERI DAN METODA.................................................................             5
3.1.Waktu dan Tempat.....................................................................................             5
3.2. Materi .........................................................................................................             5
3.3. Metoda.........................................................................................................             5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................             6
4.1. Hasil..............................................................................................................               6
4.2. Pembahasan................................................................................................               8

BAB V PENUTUP............................................................................................               12
5.1. Kesimpulan..................................................................................................               12
5.2. Saran............................................................................................................               12
Lampiran
Daftar Pustaka


ii
 

 BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Padang penggembalaan adalah suatu daerah padangan yang ditumbuhi tanaman pakan ternak sehingga ternak dapat merenggut sesuai kebutuhannya dalam waktu yang singkat. Tanaman pakan yang biasa tumbuh di padang penggembalaan meliputi jenis rumput dan legum. Padang penggembalaan daerah tropic biasanya menghasilkan hijauan yang melimpah pada musim hujan, pada saat sesudah itu tunas tanaman biji tumbuh dan berkembang dengan baik dan cepat.
        Hijauan makanan ternak adalah semua bahan makanan yang berasal dari tanaman dan dapat mempengaruhi produktivitas dari ternak itu sendiri, sehingga hijauan pakan ternak harus diperhatikan ketersediaannya. Hijauan pakan yang baik dapat dilihat dari kualitas atau kandungan dari hijauan pakan tersebut. Selain itu hijauan pakan yang baik harus mempunyai jumlah yang cukup atau ketersediannya secara kontinyu. Sehingga kebutuhan ternak terpenuhi dan produktivitasnya meningkat. Bagi ternak ruminan hijauan makanan ternak memegang peranan penting, di mana besarnya  sumbangan hijauan bagi ternak Ruminasia 74-94% atau bisa mencapai 100%
            Padang penggembalaan di areal Bukit Cinta Penfui merupakan suatu padang penggembalaan alam yang mana belum ada campur tangan manusia terhadap komposisi botaninya. Daerah sekitar sangat luas dengan tebaran jenis rumput dan legum sehingga dapat diprediksikan mampu menyediakan hijauan yang berkualitass bagi pemenuhan kebutuhan ternak. Namun, sebelumnya perlu adanya tinjauan tertentu untuk mengetahui kemampuan areal tersebut dalam menampung kuantitas ternak yang akan dipelihara. Karena meskipun dikatakan arealnya luas dan mampu menghasilkan hijauan yang berkualitas belum tentu memenuhi banyaknya ternak yang akan dipelihara.
.
1.2. Tujuan
                Tujuan yang dalam praktikum ini adalah untuk mengetahui perhitungan  komposisi botani padang penggembalaan.
1.3. Manfaat
            Manfaat yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah mahasiswa lebih memahami tentang komposisi botani suatu Padang Penggembalaan.
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA

2.1. Padang Penggembalaan
            Padang Penggembalaan adalah suatu daerah padangan dimana tumbuh tanaman makanan ternak yang tersedia bagi ternak yang dapat menyenggutnya menurut kebutuhannya dalam waktu singkat. Padang penggembalaan tersebut bisa terdiri dari rumput atau leguminosa, tetapi suatu padang rumput yang baik ekonomis adalah yang terdiri dari rumput dan leguminosa (Anonimous, 1995).
            Perluasan areal padang penggembalaan adalah upaya memperluas padang penggembalaan guna meningkatkan produksi hijauan makanan ternak yang berkualitas (Reksohadiprodjo, 1985).
            Padang penggembalaan adalah tempat atau lahan yang ditanami rumput unggul dan atau legume (jenis rumput/ legume yang tahan terhadap injakan ternak) yang digunakan untuk menggembalakan ternak (Yunus, 1997).
            Usaha  padang  penggembalaan adalah suatu bentuk usaha peternakan (ternak ruminansia) yang menggunakan padang penggembalaan, dengan landasan kapasitas tampung (carrying capacity) (Reksohadiprodjo, 1985).
            Fungsi padang penggembalaan adalah untuk menyediakan bahan makanan bagi hewan yang paling murah, karena hanya membutuhkan tenaga kerja sedikit, sedangkan ternak menyenggut sendiri makanannya di padang penggembalaan. Rumput yang ada didalamnya dapat memperbaiki kesuburan tanah. Hal ini disebabkan pengaruh tanaman rumput pada tanah, rumput yang dimakan oleh ternak dikembalikan ke padang penggembalaan sebagai kotoran yang menyuburkan dan menstabilkan produktivitasnya dari tanah itu sendiri (Anonimous, 1990).
            Syarat padang penggembalaan yang baik adalah produksi hijauan tinggi dan kualitasnya baik, persistensi biasa ditanam dengan tanaman yang lain yang mudah dikembangbiakkan. Pastura yang baik nilai cernanya adalah pastura yang tinggi canopinya yaitu 25 – 30 cm setelah dipotong (Utomo, 1983).
2.2 Macam – Macam Padang Penggembalaan
            Padang Penggembalaan alam merupakan padangan yang terdiri dari tanaman dominan yang berupa rumput perennial, sedikit atau tidak ada sama sekali belukar gulma (weed), tidak ada pohon, sering disebut padang penggembalaan permanent, tidak ada campur tangan manusia terhadap susunan floranya, manusia hanya mengawasi ternak yang digembalakan (Reksohardiprodjo, 1985).
            Padang Penggembalaan alam yang sudah ditingkatkan merupakan spesies – spesies hijauan makanan ternak dalam padangan belum ditanam oleh manusia, tetapi manusia telah mengubah komposisi botaninya sehingga didapat spesies hijauan yang produktif dan menguntungkan dengan jalan mengatur pemotongan (defoliasi) (Reksohardiprodjo, 1985).
            Padang Penggembalaan buatan (temporer) dimana tanaman makanan ternak dalam padangan telah ditanam, disebar dan dikembangkan oleh manusia. Padangan dapat menjadi padangan permanent atau diseling dengan tanaman pertanian (Reksohardiprodjo, 1985).
            Padang Penggembalaan dengan Irigasi dimana padangan biasanya terdapat didaerah sepanjang sungai atau dekat sumber air. Penggembalaan dijalankan setelah padangan menerima pengairan selama 2 – 4 hari (Reksohardiprdjo, 1985).
2.3.  Komposisi Botani
            Padang penggembalaan yang baik mempunyai komposisi botani 50 % rumput dan 50 % legume. Besarnya kadar air dan bahan kering yang harus dimiliki oleh suatu padangan adalah 70 – 80 % untuk kadar air dan bahan keringnya 20 – 30 % (Susetyo, 1981). Metode berdasarkan komposisi botani dan penggunaannya untuk menilai padang penggembalaan yang umum metode destruktif (merusak). Alat yang digunakan dalam metode ini adalah alat kuadran perrsegi yang berukuran 1 m x 0,5 m.
            Metode pengukuran kualitas hijauan untuk komposisi botani yaitu dengan menggunting atau disabit sebagian pasture kemudian dianalisis untuk mendapatkan berapa banyak bahan kering, lemak kasar ataupun nutrient – nutrient yang lainnya yang disajikan dalam penggembalaan. (Reksohadiprodjo, 1983).
2.4. Pengukuran Kapasitas Tampung
            Kapasitas tampung adalah kemampuan padang penggembalaan untuk menghasilkan hijauan makanan ternak yang dibutuhkan oleh sejumlah ternak yang digembalakan dalam luasan satu hektar atau kemampuan padang penggembalaan untuk menampung ternak per hektar (Reksohadiprodjo, 1985). Kapasitas tampung juga dapat diartikan sebagai kemampuan padang rumput dalam menampung ternak (Susetyo, 1980) atau jumlah ternak yang dapat dipelihara per satuan luas padang penggembalaan (Subagiyo dan Kusmartono, 1988).
            Kapasitas tampung identik dengan tekanan penggembalaan (stocking rale) yaitu jumlah ternak atau unit ternak persatuan luas padang penggembalaan (Anonimous, 1979 dalam Mudumi 1990).
 Besarnya produksi hijauan atau kebun rumput pada suatu areal dapat diperhitungkan, seperti berikut :
1.      Produksi Kumulatif, merupakan produksi padang penggembalaan atau kebun rumput yang ditentukan bertahap selama 1 tahun. Setiap pemotongan produksi hijauan rumput diukur dan dicatat. Setalah 1 tahun seluruh produksi dijumlah, dan hasilnya merupakan produksi kumulatif.
2.      Produksi Realitas, merupakan produksi yang ditentukan oleh setiap pemotongan hijauan rumput seluruh areal padang penggembalaan atau kebun rumput. Jadi, produksi realitas adalah produksi sebenarnya yang bisa diukur dengan produksi ternak.
3.      Produksi Potensial, merupakan produksi yang ditentukan atas dasar perkiraan suatu areal padang penggembalaan atau kebun rumput. Jadi, perhitungan ini cenderung disebut sebagai taksiran.
 Cara menghitung kapasitas tampung dari suatu areal penggembalaan seluas 1 ha yaitu:
1.      Dibuat ubinan seluas 1 m X 1 m  (1 m2) sebanyak 5 buah.
2.      Produksi hijauan dari setiap ubinan dipotong untuk ditimbang. Jika produksi hijauan rendah maka satuannya dalam gram sedangkan jika produksi hijauannya tinggi maka satuannya dalam kilogram.
3.      Produksi hijauan dari seluruh ubinan yang telah dipotong kemudian dihitung jumlahnya dan rata-rata berat hijauan untuk setiap m2.
4.      Rata-rata produksi hijauan dikalikan dengan 10.000 (1 ha  =  100 m   X  100 m).












BAB III
MATERI DAN METODA
3.1. Waktu dan Tempat
            Praktikum ini berlangsung pada Hari/Tanggal, Kamis 31 Maret 2016 tepat pukul 16.00- 18.00 WITA berlangsung di Bukit Cinta Penfui Kupang.

3.2. Materi
            Alat : Kantong Plastik, Pisau dan gunting, mistar, bingkai kuadrat (1 x 1 cm), timbangan, buku, pena, kamera.
            Bahan: Rumput lapangan yang berada di sekitar area Bukit Cinta

3.2. Metoda
            Metoda yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:
1.       Mengukur kembali sampel  dengan bingkai kuadrat sekitar 10 titik sampel dengan jarak masing-masing sampel 10 m.
2.      Pada setiap titik sampel rumput di potong dengan ukuran jarak antara tinggi dari  tanah dan daerah batas pemotongan 10 cm.
3.      Sampel rumput tersebut setelah di potong di pisahkan antara rumput, legum dan gulma.
4.      Setelah dipisahkan sampel lalu dikemas dalam kantong plastik label masing-masing per sampel kemudian  ditimbang untuk mengetahui berat basah dari setiap sampel tersebut.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Tabel Komposisi Produksi Botani Padang Penggembalaan
Berat Basah(Gram)
Sampel
Rumput
Legum
Gulma
1
840
40
40
2
850
10
10
3
580
15
5
4
440
40
80
5
645
10
5
6
580
40
20
7
800
20
45
8
920
60
10
9
720
20
40
10
1400
40
20
Jumlah
7775
295
275
Rata-Rata
777,5
29,5
27,5

Tabel: Komposisi Setelah dikurangi berat anflop (Berat 0,1 gram)
Sampel
Berat Basah(Gram)
Presentase(%)
Rumput  - 0,1
Legum
Gulma
Rumput
Legum
Gulma
1
839,9
40
40
91,3
4,35
4,35
2
849,9
10
10
97,7
1,15
1,15
3
579,9
15
5
96,67
2,5
0,83
4
439,9
40
80
78,57
7,14
14,29
5
644,9
10
5
97,73
1,52
0,76
6
579,9
40
20
90,62
6,25
3,13
7
799,9
20
45
92,48
2,31
5,2
8
919,9
60
10
92,93
6,06
1,01
9
719,9
20
40
92,31
2,56
5,13
10
1399,9
40
20
95,89
2,74
1,37
Jumlah
7774
295
275
926,2
36,59
37,22
Rata-Rata
777,4
29,5
27,5
92,62
3,66
3,72
Ket.: Hanya rumput yang dimasukkan dalam anflop saat penimbangan.
Berat Bahan Kering
Dari hasil pengukuran berat sample yang ada hanya satu sample yang dikeringkan untuk mengetahui berat bahan kering dari hijauan tersebut. Sample di maksud seperti yang terlihat dalam tabel berikut:
Sampel 6
Berat (Gram)

Presentase(%)
sebelum
Setelah
Sebelum
Setelah
Rumput
579,9
40
93,55
6,45
Legum
98,9
19
83,88
16,12
Total
678,8
59

Rata-Rata
339,4
29,5

Perhitungan Produksi
            Berdasarkan hasil produksi hijauan dari rata-rata 10 sampel adalah 777,4 gram= 0,774 kg. Luas kuadran: 100cm x 100cm( 1 x 1)m2= 10.000 cm2/10.000m2 = 1m2  dan diukur dalam satuan hektar yaitu untuk 1 ha: 100 m2 = 100 m x 100 m= 10.000 m2  maka untuk 10 sampel mewakili 10 ha sehingga diperoleh 10 ha x 10.000 m2.
Produksi hijauan(Ton BK/Ha): 0,7774 x (100.000 m2/ 1 m2) = 77740 kg/10ha.
Jadi untuk 1 ton/10 ha hijauan yang diproduksi: 77740 kg/1000 kg = 77,74 ton/10 ha.
Perhitungan Kebutuhan Ternak
    Jika dalam suatu penggemukan ternak sapi dengan berat badan awal 200 kg maka kebutuhan : 10% x BB          (10/100) x 200 kg = 20 kg/hari.
Maka dalam 1 bulan konsumsi hijauan sebesar :
 30 hari x 20 kg = 600 kg atau 0,6 ton
Sedangkan untuk 6 bulan      : 6  x 0,6 ton = 3,6 ton
Dalam 1 tahun                       : 12 x 0,6 ton : 7,2 ton
Perhitungan Kapasitas Tampung
 Rumus : Kapasitas Tampung (UT/Ha) =       Produksi hijauan (Ton/Ha)
                                                                            Kebutuhan (Ton/UT)
             
                                                                                                                                               
Karena pengukuran dilakukan pada musim hujan ( 6 bulan ) maka pada musim    hujan (6 bulan) dapat menyediakan hijauan untuk ternak sapi dengan berat badan awal 20 kg sebanyak ( UT/Ha):  77,74ton/3,6 ton=21,59  UT/10 ha atau 21 ekor ternak sapi.
 Jadi, kapasitas tampung ternak untuk penggemukan yang berat badan awalnya 200 kg dalam 10 ha mencapai 21 ekor ternak.

4.2.             Pembahasan

Peningkatan produktivitas ternak ruminansia ataupun monogastrik herbivora merupakan upaya yang ditempuh dengan dukungan penyediaan hijauan makanan ternak yang berkualitas yang mana hijauan tersebut berupa rumput dan leguminosa. Upaya peningkatan kualitas hijauan makanan ternak pada padang penggembalaan, merupakan suatu langkah strategi yang ditempuh untuk meningkatkan penyediaan hijauan makanan ternak sesuai dengan kapasitas/ daya tampung ternak yang akan dipelihara dalam suatu padang penggembalaan. Mengingat kualitas hijauan sangat dipengaruh oleh faktor iklim akibatnya ketersediaannya terbatas di mana pada musim penghujan hijauan akan melimpah sehingga kebutuhan ternak terpenuhi dengan baik namun pada musim kemarau kualitas dan kuantitas hijauan menurun karena kekeringan yang berkepanjangan.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dalam praktikum ini dilakukan pengukuran komposisi botanis padang penggembalan yang berlangsung pada musim penghujan yang dilakukan untuk menghitung kapasitas produksi botani di padang penggembalaan Bukit Cinta Penfui sehingga mengetahui kualitas hijauan sumber rumput dan legum di padangan.  Padang penggembalaan adalah suatu daerah padangan dimana tumbuh tanaman makanan ternak yang tersedia bagi ternak yang dapat merenggutnya menurut kebutuhannya dalam waktu singkat. Padang penggembalaan tersebut bisa terdiri dari rumput atau leguminosa, tetapi suatu padang rumput yang baik ekonomis adalah yang terdiri dari rumput dan leguminosa (Anonimous, 2014).
Daya dukung hijauan padang penggembalaan adalah kemampuan suatu wilayah menghasilkan pakan berupa hijauan dari padang penggembalaan tanpa melalui pengolahan, dan dapat menyediakan pakan untuk menampung sejumlah populasi ternak ruminansia. Daya tampung atau kapasitas tampung (carrying capacity) adalah kemampuan padang penggembalaan untuk menghasilkan hijauan makanan ternak yang dibutuhkan oleh sejumlah ternak yang digembalakan dalam luasan satu hektar atau kemampuan padang penggembalaan untuk menampung ternak per hektar (Reksohadiprodjo, 1994) dalam Nia Yulianti (2013).
    Kapasitas tampung adalah kemampuan padang penggembalaan untuk menghasilkan hijauan makanan ternak yang dibutuhkan oleh sejumlah ternak yang digembalakan dalam luasan satu hektar atau kemampuan padang penggembalaan untuk menampung ternak per hektar (Reksohadiprodjo, 1985 dalam Reza Faisal 2013).Perhitungan kapasitas tampung dengan penaksiran kuantitas produksi hijauan dilakukan dengan pengukuran menggunakan bingkai kuadran berukuran 1 x 1 m2  dengan pemotongan 10 cm di atas permukaan tanah.    Hal ini merupakan suatu teknik sampling yang dilakukan untuk mengetahui kuantitas produksi hijauan makanan ternak per satuan hektar.
Seperti yang terlihat pada tabel hasil pengamatan terhadap perlakuan pengukuran komposisi botani dan perhitungan produksi padang penggembalaan tersebut terdapat 10 titik sampel yang mana dijadikan sebagai patokan untuk menghitung produksi HMT dengan mewakili luas lahan dan daya produktivitas padangan. Menurut pendapat Rusdin et al. (2009) dalam Mojang Fapertan (2015) yang menyatakan bahwa daya tampung (carrying capacity) penggembalaan mencerminkan keseimbangan antara hijauan yang tersedia dengan jumlah satuan ternak yang digembalakan di dalamnya per satuan waktu.
Terlihat bahwa dari 10 titik sampel yang ada, rata-rata ptoduksi hijauan baik rumput maupun legum  terdiri atas 777,4 gram dan 29,5. Dan dari hasil perhitungan berdasarkan formula untuk mengetahui kapasitas tampung suatu padang penggembalaan maka kapasitas tampung( UT/Ha):  77,74/3,6 =21,59  UT/10 ha. Hal ini artinya bahwa  dalam 10 hektar tersebut dengan produksi hijauan 77,74 ton hanya mampu menampung  21 unit ternak per semester. Meskipun pengukurannya hanya dilakukan sekali dalam setahun yang berlangsung pada musim hujan tetapi mengindikasikan bahwa produksi hujauan suatu padang penggembalaan melimpah saat di mana musim hujan berlangsung meskipun kadar air suatu hijauan tinggi. Sehingga mampu menyediakan hijauan untuk memenuhi kebutuhan ternak.

 Komposisi botani padang penggembalaan area Bukit Cinta Penfui
No.
Vegetase
Presentase
1
Rumput
92,62
2
Gulma
3,72
3
Legum
3,66

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap 10 sample tersebut rata-rata presentasi produksi tertinggi terdapat pada rumput yaitu 92,62% diikuti dengan legum 3,66% seperti yang terlihat pada tabel tersebut  dalam suatu padang penggembalaan tidak ideal dan tidak cocok  untuk pengembangan padang penggembalaan karena tidak sesuai yang diharapkan. Damry (2009) dalam Mojan Fapertan (2015) menyatakan bahwa tanaman legum mengandung nitrogen yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumput dan rendahnya proporsi legum yang ada dalam vegetasi yang tumbuh di padang penggembalaan dapat menyebabkan rendahnya kualitas hijauan. Penyediaan pada padang pengembalaan dapat berupa rumput dan legume dengan komposisi rumput 60% dan legume 40%. Sesuai dengan pendapat Junaedi dan Sawen (2010) dalam Mojang Fapertan (2015) yang menyatakan bahwa padang penggembalaan tergolong baik apabila proporsi antara rumput dibanding legume adalah sebanyak  3 : 2. Jika proporsi berada dibawah standar, maka dapat dikatakan bahwa kualitas padang penggembalaan masih tergolong rendah. Hal ini berarti bahwa dalam suatu padangan rumput, leguminosa dapat membantu menyediakan nitrogen bebas dari udara dengan bantuan rhizobium yang terdapat dalam bintil-bintil akar leguminosa sehingga dapat terjadi simbiosis antar rumput legum. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi botanis padang penggembalaan alam di Bukit Cinta kurang cocok untuk pengembangan ternak gembala.
Menurut Moore, (1964) yang dikutip oleh Reksohadiprodjo, (1985) dalam Nia Yulianti(2013) mengatakan bahwa padang penggembalaan alam terdiri dari tanaman dominan yang ditumbuhi rumput perenial, sedikit atau tak ada sama sekali belukar (gulma) atau weed, tidak ada pohon. Sering  dikatakan bahwa padang penggembalaan permanen karena tidak ada campur tangan manusia terhadap susunan floranya. Padang penggembalaan tersebut bisa terdiri dari rumput atau leguminosa, tetapi suatu padang rumput yang baik ekonomis adalah yang terdiri dari rumput dan leguminosa (Anonimous, 1995 dalam Reza Faisal,2013).  
Perlu diketahui pula bahwa jenis rumput yang tumbuh di areal tersebut adalah rumput lapang. Rumput lapang merupakan campuran dari beberapa jenis rumut lokal yang umumnya tumbuh secara alami dengan daya produksi dan kualitas nutrisi yang rendah. Kualitas rumput lapang sangat beragam karena tergantung pada kesuburan tanah, iklim, komposisi spesies, waktu pemotongan, cara pemberiannya, dan secara umum kualitasnya dapat dikatakan rendah. Walaupun demikian rumput lapang merupakan hijauan pokok yang sering diberikan pada ternak (Pulungan, 1988).  Hal ini terlihat jelas seperti pada setiap pengukuran sampel komposisinya berbeda – beda ada yang tinggi dan ada pula yang rendah. 
Pada  padang penggembalaan Bukit Cinta Penfui gulma yang tumbuh di sekitarnya adalah Chromolena odorata yang dikategorikan sebagai gulma daun lebar tumbuh membentuk semak dan tingginya mencapai 1,5 – 2 m. Namun, kehadirannya belum tersebar merata di areal padang penggembalaan. Selain itu, gulma daun sempit yang hidup berdampingan dengan jenis dan legum tidak diketahui spesiesnya. Jenis gulma ini hampir menyebar merata disekitar luasan areal padang penggembalaan. Hal ini menghambat pertumbuhan baik legum maupun jenis rumput yang ada.  Dari tabel terlihat bahwa presentasi gulma lebih melebihi legum. Artinya bahwa komposisi gulma dalam padang penggembalaan mendominan terhadap legum hal ini disebabkan karena padang penggembalaan masih bersifat alam belum adanya campur tangan dari manusia terhadap komposisi botaninya. Seperti yang kita ketahui bahwa gulma merupakan tanaman pengganggu karena kehadirannya sangat merugikan jenis tanaman lain. Untuk mengurangi hal tersebut maka diperlukan adanya upaya agar kehadiran legum bisa tereliminir dari padang penggembalaan. Upaya tersebut adalah meliputi revegetasi padang penggembalaan sehingga komposisi botaninya mencapai mutu dan syarat idealisme dari suatu lahan padang penggembalaan. Selain itu sebaiknya dilakukan beberapa cara atau perlakuan  seperti perlakuan biologis, mekanik dan kimiawi sehingga bisa mengurangi kehadirannya di tengah-tengah padang penggembalaan.
Menurut Mansyuf (2005), pada pastural /kebun untuk mendapatkan hasil pengoptimal selalu dilakukan pemanenan secara rutin, baik cara pemotongan / pengembalaan. Interval pemotongan yang optimum akan mendapatkan poduksi hijauan yang tinggi dan berkualitas yang bagus. Melalui pemotongan ini selain untuk melakukan pemanenan juga diharapkan sebagai cara untuk mengendalikan gulma.











BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Padang penggembalaan adalah suatu daerah padangan yang ditumbuhi tanaman pakan ternak sehingga ternak dapat merenggut sesuai kebutuhannya dalam waktu yang singkat. Hijauan makanan ternak adalah semua bahan makanan yang berasal dari tanaman dan dapat mempengaruhi produktivitas dari ternak itu sendiri, sehingga hijauan pakan ternak harus diperhatikan ketersediaannya. Dari hasil pengukuran yang terdapat dalam tabel komposisi tersebut maka produksi hijauan dan kapasitas tampung padang penggembalaan untuk 1 ton/10 ha hijauan yang diproduksi: 77740 kg/1000 kg = 77,74 ton/10 ha dalam suatu penggemukan ternak sapi dengan berat badan awal 200 kg maka kebutuhan : 10% x BB   (10/100) x 200 kg = 20 kg/hari. Sedangkan untuk 6 bulan     : 6  x 0,6 ton = 3,6 ton.
Kapasitas tampung( UT/Ha):  77,74ton/3,6 ton=21, 59  UT/10 ha. Sehingga, kapasitas tampung ternak untuk penggemukan yang berat badan awalnya 200 kg dalam 10 ha mencapai 21 ekor UT. Selain itu, komposisi botani padang penggembalaan area Bukit Cinta Penfui dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
No.
Vegetase
Presentase(%)
1
Rumput
92,62
2
Gulma
3,72
3
Legum
3,66




Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa  area Bukit Cinta Penfui Kupang tidak cocok untuk dijadikan sebagai padang penggembalaan. Karena padang penggembalaan yang idealnya komposisi jenis rumput dan legum antara lain 60% : 40%. Sehingga adanya simbiosis mutualisme antara kedua jenis hijauan tersebut.

5.2. Saran
Praktikum perhitungan produksi botani padang penggembalaan Terlihat bahwa komposisi legum dalam padang penggembalaan mendominan terhadap legum hal ini disebabkan karena padang penggembalaan masih bersifat alam belum adanya campur tangan dari manusia terhadap komposisi botaninya. Untuk mengurangi hal tersebut maka diperlukan adanya upaya agar kehadiran legum bisa tereliminir dari padang penggembalaan. Upaya tersebut adalah meliputi revegetasi padang penggembalaan sehingga komposisi botaninya mencapai mutu dan syarat idealisme dari suatu lahan padang penggembalaan.
LAMPIRAN

 




DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013. Arian's Blog.com/2013/04/12. Laporan Semester Praktikum Pengelolaan            Padang Penggembalaan.Di akses 13 April 2016
Anonim.2014. Arifwulung Al-ittihad.blogspot.com/2014/11/06. Laporan Praktikum            Tatalaksana Padang Penggembalaan Ternak (TLPPT) FPP UNDIP. Di akses 13 April            2016
Nia Yuliyanti,2013. Niayulianti.blogspot.com/2013/05/15.Kapasitas Tampung Ternak (UT).               Dia Akses 14 April 2016
Mojang Fapertan, 2015.masterlapor.blogspot.com/2015/Juni/01/Laporan Praktikum           Manajemen Padang Penggembalaan. Di akses 20 April
Reza Faisal,2013.Reza  Faisal.blogspot.com/2013/05/Laporan Padang Penggembalaan. Di          akses 14   April 2016.



Komentar

  1. ⚡️ Best Online Casino Sites in Canada 2021 | ChoYo Casino
    ChoYo Casino is a new online gambling brand established in 2006. It was established 1xbet in 2019 and febcasino we offer some 카지노사이트 of the best online casino games.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM TERNAK POTONG DAN KERJA

Penyusunan Ransum