PENGETAHUAN HASIL TERNAK



LAPORAN PRAKTIKUM
PENGETAHUAN HASIL TERNAK
Pemotongan Karkas Pada Kambing”

KELOMPOK 1:

·         AGUSTINUS NAILAPE
·         ALDIYANTO OME
·         ANDRIANTO IMANUEL
·         ANDREAN S. KANDEKU
·         ARISTO MODA
·         ASTI  TONDA  MBITU







PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2016
KATA  PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkah dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan dengan baik.
Dalam penulisan laporan  ini dibuat berdasarkan praktikum yang telah berlangsung dan  dari berbagai sumber yang dapat mendukung sehingga dari isinya cukup menunjang sebagai prasyarat tugas maupun sebagai bahan pembelajaran. Penulis menyampaikan limpah terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan penulisan laporan  ini.
Akhir kata, dalam penulisan laporan  ini  masih terdapat kekurangan yang pembaca merasa kurang berkenan dihati, mohon maaf yang sebesarnya. Harapan penulis semoga ada saran, masukan pula dari pembaca yang sifatnya membangun demi perbaikan pada  tugas-tugas yang selanjutnya.  Sekian dan Terima Kasih !




                                                                                          Kupang, 16 Maret  2016

        Penulis












i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................               i
DAFTAR ISI......................................................................................................               ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................             1
1.1.  Latar belakang...........................................................................................              1
 1.2. Tujuan........................................................................................................             1
1.3.  Manfaat.....................................................................................................             1



BAB III MATERI DAN METODA
3.1. Waktu dan tempat .....................................................................................               2
3.2. Materi...........................................................................................................               2
3.3. Metoda.........................................................................................................               2

BAB VI  HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................              4
4.1. Hasil..............................................................................................................               4
4.2. Pembahasan................................................................................................               4
BAB V PENUTUP............................................................................................              7
5.1. Kesimpulan..................................................................................................               7
5.2. Saran............................................................................................................               7
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA


                                                                                  





 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.             Latar Belakang

Kebutuhan protein hewani bagi konsumen sangat penting terutama bagi diet manusia. Protein hewani bisa berupa daging dan telur. Penyediaan konsumsi protein berasal dari  ternak baik ruminan maupun non-rumninansia yang dipelihara demi pemenuhan permintaan konsumen akan protein. Daging adalah otot yang telah mengalami perubahan biokimia sejak ternak dipotong sampai mencapai rigor mortis (Davey and Winger, 1988).
Pada saat ternak mati otot tidak secara langsung berubah menjadi daging, otot skeletal tetap bergerak, beraktivitas dan masih mengalami perenggangan (reversibel) sampai rigor mortis tercapai. Pada saat inilah otot berubah menjadi daging. Namun sebelum  dikenal dengan istilah daging maka terlebih dahulu dilakukan pemotongan sesuai dengan permintaan pasar. Pemotongan yang biasa digunakan yakni teknik pemotongan  karkas sehingga dapat disesuaikan dengan selera konsumen. Karkas  adalah tubuh ternak  sehat yang telah disembelih, utuh atau dibelah membujur sepanjang tulang belakangnya, setelah dikuliti, isi perut dikeluarkan tanpa kepala, kaki bagian bawah dan alat kelamin dipisahkan dengan/ atau tanpa ekor.
Dalam pemotongan hewan berdasarkan permintaan konsumen biasanya diperhatikan bagian – bagian yang nilai ekonomisnya tinggi seperti teknik pemotongan yang benar dan tepat.  Karena kualitas daging yang baik sangat mempengaruh selera konsumen dalam memilih jenis daging.

1.2.             Tujuan

Tujuan dari praktikum ini ialah melakukan pemotongan dan mengetahui teknik  pemotongan pada ternak kambing .






BAB II
MATERI DAN METODA

2.1. Waktu dan Tempat
           
                        Praktikum karkas ini dilaksanakan pada hari/tanggal, Kamis 10 Maret 2016 tepat pukul 12.00 sampai pukul 14.00 yang berlangsung di Laboratorium Pengolahan Hasil ternak Fapet Undana.

2.2. Materi

Alat:
Alat yang dipakai dalam praktikum ini adalah:

v  Pisau
v  Karung
v  Tali
v  Kamera
v  Buku

v  Bolpoin
v  Parang
v  Gerinda
v  Alat timbangan
v  Kantong plastik


Bahan:
Bahan yang dipersiapkan dalam praktikum ini adalah satu ekor ternak kambing jantan

2.3. Metoda

Langkah kerja dalam praktikum ini adalah
1.      Sebelum melakukan pennyembelihan ternak kambing ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui berat hidupnya lalu diikat keempat kakinya.
2.      Setelah ternak kambing diikat kakinya selanjutnya dilakukan penyembelihan. Penyembelihan dilakukan dengan memutuskan leher kambing tersebut sampai tenak berhenti bergerak.
3.      Setelah itu, dilanjutkan dengan pengupasan kulit dimana sebelum itu, dilubangi kulitnya di salah satu pangkal pahanya kemudian dimasukkan selang atau sejenisnya dan ditiupkan udara melalui ujung selang hingga terlihat mengembung disekitar tubuh ternak. Perlakuan ini dimaksudkan untuk melunakan sekaligus memisahkan lapisan kulit yang melekat pada otot – otot dagingnya.
4.      Selanjutnya ternak dilakukan pengulitan dari ujung kaki hingga pada bagian kepala sampai semua kulit yang melapisi tubuhnya terkelupas.
5.      Setelah kulitnya dipisahkan langkah selanjutnya pemisahan dan pengeluaran fiseral yang meliputi saluran pencernaan dan organ pencernaan tambahan (hati, jantung dan paru- paru).
6.      Kemudian dilakukan pemotongan karkar yang dimulai pemisahan setengah karkas.
7.      Hasil pemotongan baik karkas maupun non-karkas masing-masing ditimbang untuk mengetahui bobot karkas dari ternak kambing tersebut.























BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Hasil
                              Tabel: Hasil Pengukuran
No.
Nama Organ
Berat(kg)
1
Berat Hidup
16
2
Berat Karkas
6.3
3
Kaki dan Kepala
1.5
4
Fiseral/jeroan
5.6
5
Kulit
1.2
6
Darah
1.4

3.2. Pembahasan
Dalam praktikum ini dilakukan pemotongan ternak kambing jantan yang berumur ±10 bulan untuk mengetahui  presentase karkas yang dihasilkan. Pemotongan ternak kambing ini ditangani oleh penyembelih yang profesional dalam memperhatikan dan teliti secara sungguh – sungguh dalam menangani pemotongan. Teknik pemotongan  pada kambing yang sesuai RPH dapat  dilakukan dengan:
a.       Cara Pengistirahatan
Ternak ditempatkan pada kandang pengistirahatan, tidak diberi makan atau dipuasakan kurang lebih selama 16 jam. Dalam praktikum ini ternak kambing dibeli dari pasar sehingga setelah didatangkan lokasi praktikum ternak kambing diistirahatkan beberapa menit. Meskipun kurang sesuai aturan namun pengistirahatan ternak ini dilakukan dengan tujuan menghindari stress yang terjadi saat penyembelihan sehingga darah dapat mengalir dengan lancar dan ternak kambing cepat mati. Dan bisa memperoleh karkas yang berkualitas.
b.      Cara Pemingsanan
Biasanya pemotongan pada ternak tertentu dilakukan pemingsanan terlebih dahulu namun pada ternak kambing pemingsanan tidak dilakukan karena mudah diatasi dalam penanganannya. Dalam praktikum ini, ternak hanya diikat ujung keempat kakinya untuk menghindari refleks yang ditimbulkan saat sedang melakukan penyembelihan.
c.       Cara Penyembelihan
Penyembelihan pada kambing dilakukan oleh satu orang kambing di rebahkan pada saluran air dan di potong bagian leher pada pangkal dada. Penyembelihan dalam praktikum ini membutuhkan beberpa orang agar membantu menangani keempat kakinya meskipun sudah diikat namun diperlukan bantuan untuk mengantisipasi refleks dari ternak. Setelah selesai pemotongan ternak kambing tersebut dibiarkan beberapa menit untuk menunggu sampai adanya post mortem baru dilanjutkan dengan pengulitan.
d.      Cara Pengulitan
Pengulitan dilakukan setelah proses penyembelihan berakhir. Kambing yang telah selesai disembelih diikat kaki belakangnya, kemudian kaki belakang digantungkan pada pengait, digantung dengan posisi kepala menghadap ke bawah, kemudian disayat pada bagian keempat kaki, namun satu tips yang dimunculkan dalam praktikum ini adalah sebelum dikuliti kambing tersebut dilubangi pada salah satu pangkalnya dan dimasukkan  ujung selang yang satu pada lubang tersebut lalu diberi hembusan nafas hingga terlihat seluruh lapisan kulit mengembung dan  dilanjutkan dengan sayatan pada bagian dada sampai pada punggung dengan menggunakan tangan dan sedikit batuang dengan pisau.
e.       Cara Eviserasi
Eviserasi dilakukan setelah kambing selesai dikuliti yaitu dengan membelah rongga perut dan rongga dada dan mengambil semua isi rongga dada dan rongga perut, dilakukan pemeriksaan pada organ-organ dalamnya dan apabila layak untuk dikonsumsi maka langsung dibersihkan dan siap untuk dijual.
Pembedahan isi perut dimulai dari poros usus dubur. Poros usus dekat dubur diikat dengan tali yang kuat. Kemudian potong batang tenggorokan, lalu bagian sekat rongga dada. Dengan demikian semua isi rongga perut dan dada kambing dapat dikeluarkan dengan mudah.  
f.       Cara Karkasing
Karkasing dilakukan setelah semua isi rumen dikeluarkan dan dipisahkan, cara karkasing yaitu dengan memotong bagian shank depan sampai pada bagian bahu, memotong dada dan leher, kemudian memotong loin dan daging pada punggung. Tulang rusuk dipotong dan dipisahkan sendiri, yang mana pada pengamatan terdapat 13 rusuk pada kambing tersebut.
g.      Cara Pelayuan
Pelayuan pada daging kambing/domba tidak dilakukan .
h.      Cara Penanganan Kepala dan Kaki
Penanganan Kepala yaitu dengan merendam dalam air panas kurang lebih lima menit kemudian dilakukan pengerokan, tanpa membuka terlebih dahulu isi kepalanya (otak).

i.        Cara Penanganan Darah
Darah penyembelihan lagsung dialirkan ke bak penampungan dan tidak dilakukan penanganan seperti di RPH sapi.
j.        Cara Penanganan Isi Rumen
Rumen dipisahkan dari karkas kemudian dilakukan pemisahan isi rumen dengan karkas saat eviserasi, kemudian rumen dibagi menjadi dua bagian rumen hijau dan merah, stelah dipisahkan  dibersihkan dan apabila layak di konsumsi selanjutnya dijual.
  Berdasarkan analisa hasil pengamatan dan teknik pemotongan, pada ternak kambing mempunyai 2 bentuk yaitu segar dan beku dan dikelompokkan menjadi 2 kelompok. Kelompok I yaitu daging bagian has dan daging bagian paha belakang dan kelompok II  daging lain yang tidak termasuk kelompok I. Sesuai dengan kelompok pemotongan tersebut pada praktikum ini terlihat bahwa daging kambing yang diperoleh dari karkasnya tidak berbeda yakni diperoleh daging has, daging bagian paha belakang serta daging lainnya seperti lemak.
 Pemotongan karkas ini sangat membantu terutama dalam mengetahui komponen-komponen yang menyusun karkas dan mengetahui kualitas daging yang baik untuk dikonsumsi.  Menurut Soeparno (1998) yang dikutip oleh Nesmawati dalam Laporan Praktikum ‘’Karkas’’  berpendapat bahwa faktor yang menentukan kualitas daging meliputi berat karkas, jumlah daging yang dihasilkan dari suatu karkas dan kualitas daging dari karkas yang bersangkutan. Jumlah dan distribusi jaringan karkas bisa ditentukan secara tepat hanya dengan mengurai karkas secara lengkap.  
Berdasarkan hasil pengukuran yang  diperoleh maka berat karkas kambing adalah 6.3 kg yang diperoleh dari berat hidup 16 kg. Hal ini berarti bahwa ternak tersebut bobot kualitas karkasnya bagus rendah karena pengaruh faktor genetik dan lingkungan. Selain itu, Dari hasil penelitian Hasnudi (2005) yang dikutip oleh Nesmawati dalam laporan praktikum “Karkas”  diketahui perbedaan komposisi karkas dari bobot karkas yang berbeda akan dapat diketahui jika perbandingannya dilakukan dalam kelompok jenis kelamin dan kelompok bangsa yang sama, perbedaan rasio dari lemak subkutan dan lemak intermuskuler yang didasarkan pada tebal lemak punggung, pembandingannya dapat dilakukan antar bangsa ternak dan antar jenis kelamin yang berbeda.
   Pengamatan yang dilakukan terlihat bahwa tebal pada karkas kambing sangat tipis yang didominasi oleh otot daging. Lemak hanya tersebar disekeliling saluran pencernaannya kemudian terlihat dibagian ginjal. Lapisan lemak tersebut tidak terlalu tebal dikarenakan faktor umur kambing masih dalam tahap pertumbuhan. 
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

       Pemotongan pada kambing dapat dilakukan dengan cara pengistirahatan, pengulitan, car eviserasi, cara karkasing, cara penanganan kepala dan kaki. Karkas kambing adalah bagian tubuh dari kambing atau domba sehat yang telah disembelih secara halal sesuai dengan syariat agama. Telah dikuliti, dikeluarkan jeroan,  dipisahkan antara kepala dan kaki mulai dari tarsus/karpus ke bawah, organ reproduksi, ambing, ekor serta lemak yang berlebih.
Komponen penyusun karkas terdiri atas daging, lemak dan tulang. Daging  adalah bagian otot skeletal dari karkas kambing/domba yang aman, layak dan lazim dikonsumsi oleh manusia, dapat berupa daging segar, daging segar dingin atau daging beku. Lemak biasanya sedikit dibanding dengan daging/otot. Kebanyakan lemak yang terdapat dalam karkas adalah lemak subkutaneus.

4.2. Saran

       Pemotongan ternak seharusnya dilakukan dengan teknik pemotongan yang sesuai dengan taraf yang telah ditentukan oleh RPH sehingga kualitas dan kuantitas karkas tetap terjaga higienisnya.













LAMPIRAN


                                     
Gambar: Proses pengulitan                                     Gambar: Kulit Kambing 
                                  
Gb: Menimbang berat kulit                                   Gb.: Membelah isi perut
                                    
Gb.: Mengeluarkan isi perut                                          Gb.: Saluran pencernaan






Gb.:Pemotongan karkas

DAFTAR PUSTAKA

Nesmawati, http://www.google.com/laporan/praktikum/karkas.html [Diakses, 15 Maret 2016]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Mata Kuliah Tata Laksana Pastura

LAPORAN PRAKTIKUM TERNAK POTONG DAN KERJA

Penyusunan Ransum