Laporan Praktikum Mata Kuliah Tata Laksana Pastura
LAPORAN
PRAKTIKUM
TATA
LAKSANA PASTURA
(Perhitungan Produksi Botani Padang
Penggembalaan)

KELOMPOK:
I
v AGUSTINUS NAILAPE
v ALDIYANTO
OME
v ANDREAS S.
KANDEKU
v ANDRIANTO
IMANUEL
v ARISTO MODA
v JEAN E . M. TUNU
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
NUSA CENDANA
KUPANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa karena atas berkah dan penyertaan-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan dengan baik.
Dalam penulisan laporan ini dibuat berdasarkan praktikum yang telah
berlangsung dan dari berbagai sumber
yang dapat mendukung sehingga dari isinya cukup menunjang sebagai prasyarat
tugas maupun sebagai bahan pembelajaran. Penulis menyampaikan limpah terima
kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan penulisan
laporan ini.
Akhir kata,
dalam penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan yang pembaca merasa
kurang berkenan dihati, mohon maaf yang sebesarnya. Harapan penulis semoga ada
saran, masukan pula dari pembaca yang sifatnya membangun demi perbaikan
pada tugas-tugas yang selanjutnya. Sekian dan Terima Kasih !
Kupang,
13 April 2016
Penulis
i
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1.Latar belakang............................................................................................ 1
1.2. Tujuan........................................................................................................ 1
1.3. Manfaat....................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 2
2.1. Padang Penggembalaan............................................................................. 2
2.2. Macam-Macam Padang
Penggembalaan................................................. 2
2.3. Komposisi Botani........................................................................................ 3
2.4. Pengukuran Kapasitas Tampung............................................................. 3
BAB III MATERI
DAN METODA................................................................. 5
3.1.Waktu
dan Tempat..................................................................................... 5
3.2. Materi
......................................................................................................... 5
3.3. Metoda......................................................................................................... 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 6
4.1. Hasil.............................................................................................................. 6
4.2. Pembahasan................................................................................................ 8
BAB V PENUTUP............................................................................................ 12
5.1. Kesimpulan.................................................................................................. 12
5.2. Saran............................................................................................................ 12
Lampiran
Daftar
Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Padang penggembalaan adalah suatu daerah padangan yang
ditumbuhi tanaman pakan ternak sehingga ternak dapat merenggut sesuai
kebutuhannya dalam waktu yang singkat. Tanaman pakan yang biasa tumbuh di
padang penggembalaan meliputi jenis rumput dan legum. Padang penggembalaan
daerah tropic biasanya menghasilkan hijauan yang melimpah pada musim hujan,
pada saat sesudah itu tunas tanaman biji tumbuh dan berkembang dengan baik dan
cepat.
Hijauan makanan ternak
adalah semua bahan makanan yang berasal dari tanaman dan dapat mempengaruhi
produktivitas dari ternak itu sendiri, sehingga hijauan pakan ternak harus
diperhatikan ketersediaannya. Hijauan pakan yang baik dapat dilihat dari
kualitas atau kandungan dari hijauan pakan tersebut. Selain itu hijauan pakan
yang baik harus mempunyai jumlah yang cukup atau ketersediannya secara
kontinyu. Sehingga kebutuhan ternak terpenuhi dan produktivitasnya meningkat. Bagi
ternak ruminan hijauan makanan ternak memegang
peranan penting, di mana besarnya sumbangan hijauan bagi ternak Ruminasia
74-94% atau bisa mencapai 100%
Padang
penggembalaan di areal Bukit Cinta Penfui merupakan suatu padang penggembalaan
alam yang mana belum ada campur tangan manusia terhadap komposisi botaninya. Daerah
sekitar sangat luas dengan tebaran jenis rumput dan legum sehingga dapat
diprediksikan mampu menyediakan hijauan yang berkualitass bagi pemenuhan
kebutuhan ternak. Namun, sebelumnya perlu adanya tinjauan tertentu untuk
mengetahui kemampuan areal tersebut dalam menampung kuantitas ternak yang akan
dipelihara. Karena meskipun dikatakan arealnya luas dan mampu menghasilkan
hijauan yang berkualitas belum tentu memenuhi banyaknya ternak yang akan
dipelihara.
.
1.2. Tujuan
Tujuan yang dalam praktikum ini
adalah untuk mengetahui perhitungan komposisi
botani padang penggembalaan.
1.3. Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah
mahasiswa lebih memahami tentang komposisi botani suatu Padang Penggembalaan.
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA
2.1. Padang Penggembalaan
Padang Penggembalaan adalah suatu daerah padangan dimana tumbuh tanaman makanan
ternak yang tersedia bagi ternak yang dapat menyenggutnya menurut kebutuhannya
dalam waktu singkat. Padang penggembalaan tersebut bisa terdiri dari rumput
atau leguminosa, tetapi suatu padang rumput yang baik ekonomis adalah yang
terdiri dari rumput dan leguminosa (Anonimous, 1995).
Perluasan areal padang penggembalaan adalah upaya memperluas padang
penggembalaan guna meningkatkan produksi hijauan makanan ternak yang
berkualitas (Reksohadiprodjo, 1985).
Padang penggembalaan adalah tempat atau lahan yang ditanami rumput unggul dan
atau legume (jenis rumput/ legume yang tahan terhadap injakan ternak) yang
digunakan untuk menggembalakan ternak (Yunus, 1997).
Usaha
padang penggembalaan adalah suatu bentuk usaha peternakan (ternak
ruminansia) yang menggunakan padang penggembalaan, dengan landasan kapasitas
tampung (carrying capacity) (Reksohadiprodjo, 1985).
Fungsi padang penggembalaan adalah untuk menyediakan bahan makanan bagi hewan
yang paling murah, karena hanya membutuhkan tenaga kerja sedikit, sedangkan
ternak menyenggut sendiri makanannya di padang penggembalaan. Rumput yang ada
didalamnya dapat memperbaiki kesuburan tanah. Hal ini disebabkan pengaruh
tanaman rumput pada tanah, rumput yang dimakan oleh ternak dikembalikan ke
padang penggembalaan sebagai kotoran yang menyuburkan dan menstabilkan
produktivitasnya dari tanah itu sendiri (Anonimous, 1990).
Syarat padang penggembalaan yang baik adalah produksi hijauan tinggi dan
kualitasnya baik, persistensi biasa ditanam dengan tanaman yang lain yang mudah
dikembangbiakkan. Pastura yang baik nilai cernanya adalah pastura yang tinggi
canopinya yaitu 25 – 30 cm setelah dipotong (Utomo, 1983).
2.2 Macam
– Macam Padang Penggembalaan
Padang Penggembalaan alam merupakan padangan yang terdiri dari tanaman dominan
yang berupa rumput perennial, sedikit atau tidak ada sama sekali belukar
gulma (weed), tidak ada pohon, sering disebut padang penggembalaan permanent,
tidak ada campur tangan manusia terhadap susunan floranya, manusia hanya
mengawasi ternak yang digembalakan (Reksohardiprodjo, 1985).
Padang Penggembalaan alam yang sudah ditingkatkan merupakan spesies – spesies
hijauan makanan ternak dalam padangan belum ditanam oleh manusia, tetapi
manusia telah mengubah komposisi botaninya sehingga didapat spesies hijauan
yang produktif dan menguntungkan dengan jalan mengatur pemotongan (defoliasi)
(Reksohardiprodjo, 1985).
Padang Penggembalaan buatan (temporer) dimana tanaman makanan ternak dalam
padangan telah ditanam, disebar dan dikembangkan oleh manusia. Padangan dapat
menjadi padangan permanent atau diseling dengan tanaman pertanian
(Reksohardiprodjo, 1985).
Padang Penggembalaan dengan Irigasi dimana padangan biasanya terdapat didaerah
sepanjang sungai atau dekat sumber air. Penggembalaan dijalankan setelah
padangan menerima pengairan selama 2 – 4 hari (Reksohardiprdjo, 1985).
2.3. Komposisi Botani
Padang penggembalaan yang baik mempunyai komposisi botani 50 % rumput dan 50 %
legume. Besarnya kadar air dan bahan kering yang harus dimiliki oleh suatu
padangan adalah 70 – 80 % untuk kadar air dan bahan keringnya 20 – 30 %
(Susetyo, 1981). Metode berdasarkan komposisi botani dan penggunaannya
untuk menilai padang penggembalaan yang umum metode destruktif (merusak). Alat
yang digunakan dalam metode ini adalah alat kuadran perrsegi yang berukuran 1 m
x 0,5 m.
Metode pengukuran kualitas hijauan untuk komposisi botani yaitu dengan
menggunting atau disabit sebagian pasture kemudian dianalisis untuk mendapatkan
berapa banyak bahan kering, lemak kasar ataupun nutrient – nutrient yang
lainnya yang disajikan dalam penggembalaan. (Reksohadiprodjo, 1983).
2.4. Pengukuran Kapasitas Tampung
Kapasitas tampung adalah kemampuan padang penggembalaan untuk menghasilkan
hijauan makanan ternak yang dibutuhkan oleh sejumlah ternak yang digembalakan
dalam luasan satu hektar atau kemampuan padang penggembalaan untuk menampung
ternak per hektar (Reksohadiprodjo, 1985). Kapasitas tampung juga dapat
diartikan sebagai kemampuan padang rumput dalam menampung ternak (Susetyo,
1980) atau jumlah ternak yang dapat dipelihara per satuan luas padang
penggembalaan (Subagiyo dan Kusmartono, 1988).
Kapasitas tampung identik dengan tekanan penggembalaan (stocking rale)
yaitu jumlah ternak atau unit ternak persatuan luas padang penggembalaan
(Anonimous, 1979 dalam Mudumi 1990).
Besarnya produksi hijauan
atau kebun rumput pada suatu areal dapat diperhitungkan, seperti berikut :
1. Produksi Kumulatif, merupakan produksi padang
penggembalaan atau kebun rumput yang ditentukan bertahap selama 1 tahun. Setiap
pemotongan produksi hijauan rumput diukur dan dicatat. Setalah 1 tahun seluruh
produksi dijumlah, dan hasilnya merupakan produksi kumulatif.
2. Produksi Realitas, merupakan produksi yang ditentukan
oleh setiap pemotongan hijauan rumput seluruh areal padang penggembalaan atau
kebun rumput. Jadi, produksi realitas adalah produksi sebenarnya yang bisa
diukur dengan produksi ternak.
3. Produksi Potensial, merupakan produksi yang ditentukan
atas dasar perkiraan suatu areal padang penggembalaan atau kebun rumput. Jadi,
perhitungan ini cenderung disebut sebagai taksiran.
Cara menghitung kapasitas tampung dari suatu areal
penggembalaan seluas 1 ha yaitu:
1. Dibuat ubinan seluas 1 m X 1 m (1 m2) sebanyak 5 buah.
2. Produksi hijauan dari setiap ubinan
dipotong untuk ditimbang. Jika produksi hijauan rendah maka satuannya dalam
gram sedangkan jika produksi hijauannya tinggi maka satuannya dalam kilogram.
3. Produksi hijauan dari seluruh ubinan
yang telah dipotong kemudian dihitung jumlahnya dan rata-rata berat hijauan
untuk setiap m2.
4. Rata-rata produksi hijauan dikalikan
dengan 10.000 (1 ha = 100 m
X 100 m).
BAB III
MATERI DAN METODA
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini berlangsung pada
Hari/Tanggal, Kamis 31 Maret 2016 tepat pukul 16.00- 18.00 WITA berlangsung di Bukit
Cinta Penfui Kupang.
3.2. Materi
Alat : Kantong Plastik, Pisau dan gunting, mistar,
bingkai kuadrat (1 x 1 cm), timbangan, buku, pena, kamera.
Bahan: Rumput lapangan yang berada di sekitar area Bukit
Cinta
3.2. Metoda
Metoda yang dilakukan dalam
praktikum ini adalah:
1.
Mengukur kembali sampel
dengan bingkai kuadrat sekitar 10 titik sampel dengan jarak
masing-masing sampel 10 m.
2.
Pada setiap titik sampel rumput di potong dengan ukuran jarak antara tinggi
dari tanah dan daerah batas pemotongan
10 cm.
3.
Sampel rumput tersebut setelah di potong di pisahkan antara rumput, legum
dan gulma.
4.
Setelah dipisahkan sampel lalu dikemas dalam kantong plastik label
masing-masing per sampel kemudian
ditimbang untuk mengetahui berat basah dari setiap sampel tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel Komposisi Produksi Botani
Padang Penggembalaan
Berat Basah(Gram)
|
|||
Sampel
|
Rumput
|
Legum
|
Gulma
|
1
|
840
|
40
|
40
|
2
|
850
|
10
|
10
|
3
|
580
|
15
|
5
|
4
|
440
|
40
|
80
|
5
|
645
|
10
|
5
|
6
|
580
|
40
|
20
|
7
|
800
|
20
|
45
|
8
|
920
|
60
|
10
|
9
|
720
|
20
|
40
|
10
|
1400
|
40
|
20
|
Jumlah
|
7775
|
295
|
275
|
Rata-Rata
|
777,5
|
29,5
|
27,5
|
Tabel: Komposisi Setelah dikurangi berat anflop (Berat 0,1 gram)
Sampel
|
Berat Basah(Gram)
|
Presentase(%)
|
||||
Rumput - 0,1
|
Legum
|
Gulma
|
Rumput
|
Legum
|
Gulma
|
|
1
|
839,9
|
40
|
40
|
91,3
|
4,35
|
4,35
|
2
|
849,9
|
10
|
10
|
97,7
|
1,15
|
1,15
|
3
|
579,9
|
15
|
5
|
96,67
|
2,5
|
0,83
|
4
|
439,9
|
40
|
80
|
78,57
|
7,14
|
14,29
|
5
|
644,9
|
10
|
5
|
97,73
|
1,52
|
0,76
|
6
|
579,9
|
40
|
20
|
90,62
|
6,25
|
3,13
|
7
|
799,9
|
20
|
45
|
92,48
|
2,31
|
5,2
|
8
|
919,9
|
60
|
10
|
92,93
|
6,06
|
1,01
|
9
|
719,9
|
20
|
40
|
92,31
|
2,56
|
5,13
|
10
|
1399,9
|
40
|
20
|
95,89
|
2,74
|
1,37
|
Jumlah
|
7774
|
295
|
275
|
926,2
|
36,59
|
37,22
|
Rata-Rata
|
777,4
|
29,5
|
27,5
|
92,62
|
3,66
|
3,72
|
Ket.: Hanya rumput yang dimasukkan dalam anflop saat penimbangan.
Berat Bahan Kering
Dari hasil pengukuran berat sample yang ada hanya satu
sample yang dikeringkan untuk mengetahui berat bahan kering dari hijauan
tersebut. Sample di maksud seperti yang terlihat dalam tabel berikut:
Sampel
6
|
Berat
(Gram)
|
Presentase(%)
|
||
sebelum
|
Setelah
|
Sebelum
|
Setelah
|
|
Rumput
|
579,9
|
40
|
93,55
|
6,45
|
Legum
|
98,9
|
19
|
83,88
|
16,12
|
Total
|
678,8
|
59
|
|
|
Rata-Rata
|
339,4
|
29,5
|
Perhitungan Produksi
Berdasarkan
hasil produksi hijauan dari rata-rata 10 sampel adalah 777,4 gram= 0,774 kg.
Luas kuadran: 100cm x 100cm( 1 x 1)m2= 10.000 cm2/10.000m2
= 1m2 dan diukur dalam satuan
hektar yaitu untuk 1 ha: 100 m2 = 100 m x 100 m= 10.000 m2 maka untuk 10 sampel mewakili 10 ha sehingga
diperoleh 10 ha x 10.000 m2.
Produksi hijauan(Ton BK/Ha): 0,7774 x (100.000 m2/
1 m2) = 77740 kg/10ha.
Jadi untuk 1 ton/10 ha hijauan yang diproduksi: 77740
kg/1000 kg = 77,74 ton/10 ha.
Perhitungan Kebutuhan
Ternak
Jika dalam suatu penggemukan ternak sapi
dengan berat badan awal 200 kg maka kebutuhan : 10% x BB (10/100) x 200 kg = 20 kg/hari.
Maka dalam 1 bulan konsumsi hijauan sebesar :
30 hari x 20 kg = 600 kg atau 0,6 ton
Sedangkan untuk 6 bulan :
6 x 0,6 ton = 3,6 ton
Dalam 1 tahun : 12 x 0,6 ton : 7,2 ton
Perhitungan Kapasitas
Tampung
Rumus : Kapasitas
Tampung (UT/Ha) = Produksi hijauan
(Ton/Ha)
Kebutuhan (Ton/UT)
Karena
pengukuran dilakukan pada musim hujan ( 6 bulan ) maka pada musim hujan (6 bulan) dapat menyediakan hijauan
untuk ternak sapi dengan berat badan awal 20 kg sebanyak ( UT/Ha): 77,74ton/3,6 ton=21,59 UT/10 ha atau 21 ekor ternak sapi.
Jadi, kapasitas tampung ternak untuk
penggemukan yang berat badan awalnya 200 kg dalam 10 ha mencapai 21 ekor ternak.
4.2.
Pembahasan
Peningkatan produktivitas ternak ruminansia ataupun
monogastrik herbivora merupakan upaya yang ditempuh dengan dukungan penyediaan
hijauan makanan ternak yang berkualitas yang mana hijauan tersebut berupa
rumput dan leguminosa. Upaya peningkatan kualitas hijauan makanan ternak pada
padang penggembalaan, merupakan suatu langkah strategi yang ditempuh untuk
meningkatkan penyediaan hijauan makanan ternak sesuai dengan kapasitas/ daya
tampung ternak yang akan dipelihara dalam suatu padang penggembalaan. Mengingat
kualitas hijauan sangat dipengaruh oleh faktor iklim akibatnya ketersediaannya
terbatas di mana pada musim penghujan hijauan akan melimpah sehingga kebutuhan
ternak terpenuhi dengan baik namun pada musim kemarau kualitas dan kuantitas
hijauan menurun karena kekeringan yang berkepanjangan.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dalam
praktikum ini dilakukan pengukuran komposisi botanis padang penggembalan yang
berlangsung pada musim penghujan yang dilakukan untuk menghitung kapasitas
produksi botani di padang penggembalaan Bukit Cinta Penfui sehingga mengetahui
kualitas hijauan sumber rumput dan legum di padangan. Padang penggembalaan adalah suatu daerah padangan dimana tumbuh
tanaman makanan ternak yang tersedia bagi ternak yang dapat merenggutnya menurut kebutuhannya dalam
waktu singkat. Padang penggembalaan tersebut bisa terdiri dari rumput atau
leguminosa, tetapi suatu padang rumput yang baik ekonomis adalah yang terdiri
dari rumput dan leguminosa (Anonimous, 2014).
Daya dukung hijauan padang
penggembalaan adalah kemampuan suatu wilayah menghasilkan pakan berupa hijauan
dari padang penggembalaan tanpa melalui pengolahan, dan dapat menyediakan pakan
untuk menampung sejumlah populasi ternak ruminansia. Daya tampung atau kapasitas tampung (carrying
capacity) adalah kemampuan padang penggembalaan untuk menghasilkan hijauan
makanan ternak yang dibutuhkan oleh sejumlah ternak yang digembalakan dalam
luasan satu hektar atau kemampuan padang penggembalaan untuk menampung ternak
per hektar (Reksohadiprodjo,
1994) dalam Nia Yulianti (2013).
Kapasitas tampung
adalah kemampuan padang penggembalaan untuk menghasilkan hijauan makanan ternak
yang dibutuhkan oleh sejumlah ternak yang digembalakan dalam luasan satu hektar
atau kemampuan padang penggembalaan untuk menampung ternak per hektar
(Reksohadiprodjo, 1985 dalam Reza Faisal 2013).Perhitungan kapasitas tampung
dengan penaksiran kuantitas produksi hijauan dilakukan dengan pengukuran
menggunakan bingkai kuadran berukuran 1 x 1 m2 dengan pemotongan 10 cm di atas permukaan
tanah. Hal ini merupakan suatu teknik
sampling yang dilakukan untuk mengetahui kuantitas produksi hijauan makanan
ternak per satuan hektar.
Seperti yang terlihat pada tabel hasil pengamatan
terhadap perlakuan pengukuran komposisi botani dan perhitungan produksi padang
penggembalaan tersebut terdapat 10 titik sampel yang mana dijadikan sebagai
patokan untuk menghitung produksi HMT dengan mewakili luas lahan dan daya
produktivitas padangan. Menurut pendapat Rusdin et al. (2009) dalam Mojang
Fapertan (2015)
yang menyatakan bahwa daya tampung (carrying capacity) penggembalaan
mencerminkan keseimbangan antara hijauan yang tersedia dengan jumlah satuan
ternak yang digembalakan di dalamnya per satuan waktu.
Terlihat bahwa dari 10 titik sampel yang ada, rata-rata
ptoduksi hijauan baik rumput maupun legum
terdiri atas 777,4 gram dan 29,5. Dan dari hasil perhitungan berdasarkan formula untuk mengetahui kapasitas tampung
suatu padang penggembalaan maka kapasitas tampung( UT/Ha): 77,74/3,6 =21,59 UT/10 ha. Hal ini artinya bahwa dalam 10 hektar tersebut dengan produksi
hijauan 77,74 ton hanya mampu menampung
21 unit ternak per semester. Meskipun
pengukurannya hanya dilakukan sekali dalam setahun yang berlangsung pada musim
hujan tetapi mengindikasikan bahwa produksi hujauan suatu padang penggembalaan
melimpah saat di mana musim hujan berlangsung meskipun kadar air suatu hijauan
tinggi. Sehingga mampu menyediakan hijauan untuk memenuhi kebutuhan ternak.
Komposisi botani
padang penggembalaan area Bukit Cinta Penfui
No.
|
Vegetase
|
Presentase
|
1
|
Rumput
|
92,62
|
2
|
Gulma
|
3,72
|
3
|
Legum
|
3,66
|
Berdasarkan
hasil pengukuran terhadap 10 sample tersebut rata-rata presentasi produksi
tertinggi terdapat pada rumput yaitu 92,62%
diikuti dengan legum 3,66% seperti yang terlihat pada tabel tersebut dalam suatu padang penggembalaan tidak ideal
dan tidak cocok untuk pengembangan
padang penggembalaan karena tidak sesuai yang diharapkan. Damry (2009) dalam Mojan
Fapertan (2015) menyatakan
bahwa tanaman legum mengandung nitrogen yang lebih tinggi dibandingkan dengan
rumput dan rendahnya proporsi legum yang ada dalam vegetasi yang tumbuh di
padang penggembalaan dapat menyebabkan rendahnya kualitas hijauan. Penyediaan
pada padang pengembalaan dapat berupa rumput dan legume dengan komposisi rumput
60% dan legume 40%. Sesuai dengan pendapat Junaedi dan Sawen (2010) dalam Mojang
Fapertan (2015) yang
menyatakan bahwa padang penggembalaan tergolong baik apabila proporsi antara
rumput dibanding legume adalah sebanyak 3 : 2. Jika proporsi berada
dibawah standar, maka dapat dikatakan bahwa kualitas padang penggembalaan masih
tergolong rendah. Hal ini berarti bahwa dalam suatu padangan rumput,
leguminosa dapat membantu menyediakan nitrogen bebas dari udara dengan bantuan
rhizobium yang terdapat dalam bintil-bintil akar leguminosa sehingga dapat
terjadi simbiosis antar rumput legum. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi botanis padang
penggembalaan alam di Bukit Cinta kurang cocok untuk pengembangan ternak
gembala.
Menurut Moore, (1964) yang dikutip oleh
Reksohadiprodjo, (1985) dalam Nia Yulianti(2013) mengatakan bahwa padang penggembalaan alam terdiri dari tanaman
dominan yang ditumbuhi rumput perenial, sedikit atau tak ada sama sekali
belukar (gulma) atau weed, tidak ada pohon. Sering dikatakan bahwa padang penggembalaan
permanen karena tidak ada campur tangan manusia terhadap susunan floranya. Padang penggembalaan tersebut bisa
terdiri dari rumput atau leguminosa, tetapi suatu padang rumput yang baik
ekonomis adalah yang terdiri dari rumput dan leguminosa (Anonimous, 1995 dalam Reza
Faisal,2013).
Perlu diketahui pula bahwa jenis rumput yang tumbuh di
areal tersebut adalah rumput lapang. Rumput lapang merupakan campuran dari beberapa jenis rumut
lokal yang umumnya tumbuh secara alami dengan daya produksi dan kualitas
nutrisi yang rendah. Kualitas rumput lapang sangat beragam karena tergantung
pada kesuburan tanah, iklim, komposisi spesies, waktu pemotongan, cara
pemberiannya, dan secara umum kualitasnya dapat dikatakan rendah. Walaupun
demikian rumput lapang merupakan hijauan pokok yang sering diberikan pada
ternak (Pulungan, 1988). Hal ini
terlihat jelas seperti pada setiap pengukuran sampel komposisinya berbeda –
beda ada yang tinggi dan ada pula yang rendah.
Pada padang penggembalaan Bukit
Cinta Penfui gulma yang tumbuh di sekitarnya adalah Chromolena odorata yang dikategorikan sebagai gulma daun lebar
tumbuh membentuk semak dan tingginya mencapai 1,5 – 2 m. Namun, kehadirannya
belum tersebar merata di areal padang penggembalaan. Selain itu, gulma daun
sempit yang hidup berdampingan dengan jenis dan legum tidak diketahui
spesiesnya. Jenis gulma ini hampir menyebar merata disekitar luasan areal
padang penggembalaan. Hal ini menghambat pertumbuhan baik legum maupun jenis
rumput yang ada. Dari tabel terlihat bahwa presentasi gulma lebih melebihi
legum. Artinya bahwa komposisi gulma
dalam padang penggembalaan mendominan terhadap legum hal ini disebabkan karena
padang penggembalaan masih bersifat alam belum adanya campur tangan dari
manusia terhadap komposisi botaninya. Seperti
yang kita ketahui bahwa gulma merupakan tanaman pengganggu karena kehadirannya
sangat merugikan jenis tanaman lain. Untuk mengurangi hal tersebut maka diperlukan adanya
upaya agar kehadiran legum bisa tereliminir dari padang penggembalaan. Upaya
tersebut adalah meliputi revegetasi padang penggembalaan sehingga komposisi
botaninya mencapai mutu dan syarat idealisme dari suatu lahan padang
penggembalaan. Selain itu sebaiknya dilakukan
beberapa cara atau perlakuan seperti
perlakuan biologis, mekanik dan kimiawi sehingga bisa mengurangi
kehadirannya di tengah-tengah padang penggembalaan.
Menurut Mansyuf (2005), pada pastural /kebun untuk mendapatkan hasil pengoptimal selalu dilakukan pemanenan secara rutin, baik cara pemotongan / pengembalaan. Interval pemotongan yang
optimum akan mendapatkan poduksi hijauan yang tinggi dan
berkualitas yang bagus. Melalui pemotongan ini selain untuk melakukan pemanenan juga
diharapkan sebagai cara untuk mengendalikan gulma.
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Padang penggembalaan adalah suatu daerah padangan yang
ditumbuhi tanaman pakan ternak sehingga ternak dapat merenggut sesuai kebutuhannya
dalam waktu yang singkat. Hijauan makanan ternak adalah semua bahan makanan yang
berasal dari tanaman dan dapat mempengaruhi produktivitas dari ternak itu
sendiri, sehingga hijauan pakan ternak harus diperhatikan ketersediaannya. Dari hasil
pengukuran yang terdapat dalam tabel komposisi tersebut maka produksi hijauan
dan kapasitas tampung padang penggembalaan untuk
1 ton/10 ha hijauan yang diproduksi: 77740 kg/1000 kg = 77,74 ton/10 ha dalam
suatu penggemukan ternak sapi dengan berat badan awal 200 kg maka kebutuhan :
10% x BB (10/100) x 200 kg = 20 kg/hari. Sedangkan
untuk 6 bulan : 6 x 0,6 ton = 3,6 ton.
Kapasitas tampung(
UT/Ha): 77,74ton/3,6 ton=21, 59 UT/10 ha. Sehingga, kapasitas tampung ternak
untuk penggemukan yang berat badan awalnya 200 kg dalam 10 ha mencapai 21 ekor
UT. Selain itu, komposisi
botani padang penggembalaan area Bukit Cinta Penfui dapat dilihat dalam tabel
berikut ini.
No.
|
Vegetase
|
Presentase(%)
|
1
|
Rumput
|
92,62
|
2
|
Gulma
|
3,72
|
3
|
Legum
|
3,66
|
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa area Bukit Cinta Penfui Kupang tidak cocok
untuk dijadikan sebagai padang penggembalaan. Karena padang penggembalaan yang
idealnya komposisi jenis rumput dan legum antara lain 60% : 40%. Sehingga
adanya simbiosis mutualisme antara kedua jenis hijauan tersebut.
5.2. Saran
Praktikum perhitungan produksi botani padang
penggembalaan Terlihat
bahwa komposisi legum dalam padang penggembalaan mendominan terhadap legum hal
ini disebabkan karena padang penggembalaan masih bersifat alam belum adanya
campur tangan dari manusia terhadap komposisi botaninya. Untuk mengurangi hal
tersebut maka diperlukan adanya upaya agar kehadiran legum bisa tereliminir
dari padang penggembalaan. Upaya tersebut adalah meliputi revegetasi padang
penggembalaan sehingga komposisi botaninya mencapai mutu dan syarat idealisme
dari suatu lahan padang penggembalaan.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013. Arian's Blog.com/2013/04/12. Laporan
Semester Praktikum Pengelolaan Padang Penggembalaan.Di akses 13 April 2016
Anonim.2014. Arifwulung Al-ittihad.blogspot.com/2014/11/06. Laporan
Praktikum Tatalaksana Padang Penggembalaan Ternak (TLPPT) FPP
UNDIP. Di akses 13 April 2016
Nia Yuliyanti,2013. Niayulianti.blogspot.com/2013/05/15.Kapasitas
Tampung Ternak (UT). Dia Akses 14 April 2016
Mojang Fapertan,
2015.masterlapor.blogspot.com/2015/Juni/01/Laporan Praktikum Manajemen
Padang Penggembalaan. Di akses 20 April
Reza Faisal,2013.Reza
Faisal.blogspot.com/2013/05/Laporan Padang Penggembalaan. Di akses
14 April 2016.
⚡️ Best Online Casino Sites in Canada 2021 | ChoYo Casino
BalasHapusChoYo Casino is a new online gambling brand established in 2006. It was established 1xbet in 2019 and febcasino we offer some 카지노사이트 of the best online casino games.